Jumat 07 Feb 2020 20:05 WIB

Film Musikal Buku Harianku Perkenalkan Aktris Cilik Kila

Aktris cilik Kila mengawali kiprahny di dunia film dengan membintangi Buku Harianku.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Kila Putri Alam, pemeran utama film
Foto: Shelbi Asrianti/Republika
Kila Putri Alam, pemeran utama film

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Film musikal Buku Harianku yang segera rilis di bioskop Maret mendatang memperkenalkan aktris cilik Kila Putri Alam. Dalam sinema keluarga tersebut, Kila memerankan sosok dengan nama yang sama.

"Alhamdulillah aku senang banget, speechless, sama sekali enggak ada ekspektasi akan main film. Awalnya nyanyi, malah dijadikan film. Dapat banyak pengalaman karena ini film pertama aku," ungkap Kila.

Baca Juga

Sebelum ini, Kila lebih dikenal sebagai penyanyi cilik yang merilis sejumlah lagu pada akhir 2019. Salah satunya adalah tembang "Burung Parkit" yang diluncurkan di bawah naungan label Bro’s Music dan turut masuk dalam film.

Ada total 10 lagu yang hadir dalam Buku Harianku. Setiap lagu diiringi dengan koreografi khusus rancangan tim penata tari dan gerak dari EKI Dance Company. Pada cuplikan adegan film, terlihat anak-anak yang menari riang.

Lebih istimewa lagi, pada salah satu lagu Kila akan berduet dengan aktor kawakan Slamet Rahardjo Djarot. Dalam cerita, Slamet berperan sebagai Prapto Winoyo, kakek Kila, yang merupakan pensiunan tentara.

Film arahan sutradara Angling Sagaran ini ditulis skenarionya oleh Alim Sudio. Buku Harianku turut dibintangi Dwi Sasono, Widi Mulia, Widuri Putri Sasono, Gary Iskak, Ence Bagus, dan Wina Marrino.

photo
Konferensi pers film drama musikal keluarga Buku Harianku.

Produser eksekutif film, Andri Putra, menginformasikan bahwa proses produksi film telah rampung. Dia berharap film yang siap tayang bulan depan itu bisa diterima oleh penonton anak dan keluarga Indonesia.

Menurut Andri, ada banyak nilai yang bisa diambil dari film tersebut. Dia mengakui buku harian mungkin sudah tidak populer di tengah serbuan gawai dan perangkat lain yang serba ringkas dan digital, tetapi masih perlu diperkenalkan.

"Saat menulis di buku harian, anak akan menikmati prosesnya, mengambil waktu sejenak memikirkan apa yang mau dia tulis dan sifatnya lebih personal. Jangan sampai anak-anak zaman sekarang kehilangan sentuhan itu," kata Andri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement