Senin 03 Feb 2020 03:01 WIB

Dokter: Virus Corona Dapat Menyebar Meski tak Ada Gejala

Peneliti Jerman menemukan virus corona ditularkan orang-orang tanpa gejala

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nidia Zuraya
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan merawat pasien yang diduga terpapar virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1).
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Handout via REUTERS
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan merawat pasien yang diduga terpapar virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci mengatakan, orang-orang dapat menyebarkan virus corona Wuhan sebelum gejalanya muncul. Hal itu disampaikannya berdasarkan sebuah studi baru di Jerman yang dipbulikasikan pada Kamis (30/1).

Peneliti Jerman menemukan virus corona ditularkan orang-orang tanpa gejala dalam lima kejadian pada satu kelompok orang. Dari orang tua ke anak perempuan, dari anak perempuan tersebut ke dua rekan kerjanya, dan dari salah satu kolega tersebut ke dua rekan kerja lainnya.

Baca Juga

"Tidak ada keraguan setelah membaca makalah ini bahwa penularan asimptomatik (tanpa gejala) sedang terjadi," ujar Anthony dilansir CNN, Jumat (31/1).

Hampir seminggu, pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) berdebat apakah seseorang dapat menyebarkan virus corona selama masa inkubasi, ketika mereka terinfeksi tetapi belum sakit. Sebelumnya, Menteri Kesehatan China mengatakan, virus dapat menyebar tanpa gejala, tetapi otoritas AS ragu karena otoritas kesehatan China tidak memberikan bukti.

Pertanyaannya sangat penting, karena ketika penularan tanpa gejala terjadi, pejabat terkadang perlu melembagakan langkah-langkah pengendalian yang lebih dramatis, seperti karantina yang lebih ketat. Virus corona Wuhan pertama kali diidentifikasi di China pada Desember 2019, telah menewaskan lebih dari 200 orang dan menginfeksi hampir 10.000 di lebih dari selusin negara di dunia.

Dalam studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, peneliti Jerman menggambarkan empat rekan bisnis yang terinfeksi melalui transmisi tanpa gejala. Spesialis penyakit menular dan penulis utama makalah itu, Dr Camilla Rothe mengatakan, rantai penularan dimulai pada 16 Januari ketika seorang perempuan di Shanghai menjamu orang tuanya untuk kunjungan akhir pekan.

Orang tua tersebut telah berkunjung ke Wuhan, pusat penyebaran virus korona. Mereka sehat selama kunjungan mereka dengan putri mereka tetapi kemudian didiagnosis memiliki virus corona.

Tiga hari kemudian, pada 19 Januari, perempuan itu meninggalkan Shanghai dan terbang ke Jerman. Pada hari Senin, Selasa, dan Rabu, ia mengadakan serangkaian lokakarya dengan karyawan perusahaan pemasok onderdil di luar Munich.

Menurut laporan New England Journal, perempuan itu sehat selama lokakarya, tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Pada 22 Januari, perempuan itu terbang kembali ke China dan jatuh sakit di pesawat.

Dia didiagnosis terinfeksi virus dan memberi tahu perusahaan, tetapi saat itu sudah terlambat. Pada 24 Januari, dua hari setelah wanita Shanghai pulang, dua karyawan Jerman yang menghadiri bengkelnya pun jatuh sakit.

"Mereka berada di bengkel bersama, mereka pergi ke kantin perusahaan bersama," kata Rothe kepada CNN.

Tak satu pun dari mereka yang sakit sebelumnya. Orang pertama berusia 33 tahun yang sehat, mengalami demam 102,4 derajat dan merasa sakit selama beberapa hari setelahnya.

"Dia tinggal di tempat tidur selama akhir pekan, tetapi hari Senin dia merasa baik-baik saja," tutur Rothe.

Orang kedua merasakan sakit tenggorokan ringan dan batuk minimal. "Dia secara klinis tidak spektakuler," lanjut dia.

Kemudian pada 26 Januari, hampir seminggu setelah wanita Shanghai menginfeksi kedua pria ini di bengkel, dua karyawan lagi jatuh sakit. Karyawan ini belum menghadiri lokakarya, tetapi mereka telah menghabiskan waktu dengan pasien Jerman pertama sebelum dia menunjukkan gejala apa pun.

Kedua pasien itu juga sakit ringan dengan sakit tenggorokan ringan dan batuk. Keempat karyawan ini kemudian dinyatakan positif memiliki virus corona Wuhan. Mereka tinggal di rumah sakit bukan karena sakit, tetapi untuk menahan penyebaran virus.

Webasto, sebuah perusahaan pemasok mobil Jerman, memposting siaran pers di situs webnya tentang infeksi tersebut. Perusahaan sementara menutup fasilitasnya di Stockdorf, Jerman, dan membatalkan perjalanan bisnis ke China setidaknya untuk dua minggu ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement