CEKNRICEK.COM -- Jika Anda masih merasa lelah walau sudah beristirahat cukup, bisa jadi itu pertanda sindrom kelelahan kronis. Sindrom ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering menyerang orang berusia 40-50 tahunan dan kebanyakan dialami wanita.
Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko sindrom kelelahan kronis antara lain usia, jenis kelamin dan stres. Dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit St. Carolus, Jakarta dr. Laurentius Aswin Pramono kepada Antara mengatakan, mereka yang mengalami sindrom ini umumnya tak akan pulih tenaganya walau sudah beristirahat.
"Harus healing secara fisik dan mental. Lakukan hal-hal yang menyenangkan, liburan itu kebutuhan setiap individu menurut saya," kata dia, di Jakarta, Senin (13/1).
Laman Mayo Clinic menyebut, selain lelah yang berlangsung lebih dari 24 jam (terutama usai latihan fisik), penderita juga bisa kehilangan konsentrasi, sakit tenggorokan, mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak.
Baca Juga: Mengamati Ikan di Akuarium Bisa Redakan Stres
Gejala lainnya, nyeri otot atau persendian yang tidak bisa dijelaskan, sakit kepala dan tidur tak nyenyak.
Penyebab sindrom kelelahan kronis belum diketahui, meskipun ada banyak teori, mulai dari infeksi virus hingga tekanan psikologis.
Masalah sistem kekebalan tubuh juga bisa menjadi pemicu. Sistem kekebalan tubuh orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis tampaknya sedikit terganggu, tetapi tidak jelas apakah gangguan ini cukup untuk benar-benar menyebabkan gangguan tersebut.
Hal lainnya, ketidakseimbangan hormon. Orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis juga kadang-kadang mengalami kadar hormon abnormal dalam darah yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar adrenal. Tetapi signifikansi kelainan ini masih belum diketahui.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini