REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat agar mewaspadai penyakit kanker yang paling sering menyerang manusia baik pria, wanita, dan anak-anak. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie menjelaskan, kanker serviks, kanker payudara, kanker darah, kanker paru, dan kanker usus termasuk yang banyak mengusik.
Cut menjelaskan, beberapa faktor risiko kanker ialah usia, jenis kelamin atau keturunan, dan ras atau etnik di beberapa negara. Kanker serviks dan payudara paling banyak dialami oleh perempuan, sementara kanker paru dan kanker usus atau kolorektal paling sering diderita oleh laki-laki, sementara kanker darah atau leukimia banyak dialami oleh anak-anak.
“Namun, bisa dicegah dengan mengubah perilaku menjadi lebih sehat seperti berhenti merokok, olahraga rutin, dan perbanyak makan buah dan sayur,” kata Cut dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Jumlah angka kematian akibat kanker di dunia pada 2018 berjumlah 9,6 juta kasus. Sementara di Indonesia di tahun yang sama sebanyak 207.210 kasus.
Menurut Cut, angka kematian kalau direfleksikan dengan pembiayaan kesehatan cukup tinggi. Besar pembiayaan JKN untuk kanker tahun 2018 sebesar Rp3,41 triliun.
"Selain itu, 70 persen kasus di Indonesia diketahui setelah stadium lanjut,” kata Cut.
Dalam penanggulangan kanker, Kemenkes menekankan pada empat pilar penanganan. Pilar pertama terkait promosi kesehatan, yakni melalui edukasi kesehatan kepada masyarakat khususnya terkait pencegahan kanker.
Cut mengatakan, pilar kedua ialah penanggulangan kanker terkait dengan deteksi dini. Orang yang merasa tubuhnya sehat tetap harus cek kesehatan secara berkala ke fasilitas layanan kesehatan.
Pilar ketiga ialah perlindungan khusus seperti vaksinasi untuk mencegah kanker yang bisa diakibatkan oleh virus. Cut menjelaskan, vaksinasi kanker baru ada untuk kanker serviks.
"Vaksin ini diberikan pada anak perempuan usia 11-12 tahun,” katanya.
Pilar keempatialah dengan pengobatan atau kuratif melalui memperkuat rumah sakit dengan kelengkapan fasilitas dan alat kesehatan serta menyediakan dokter yang mumpuni.