Selasa 14 Jan 2020 01:18 WIB

GERD Membandel, Operasi Mungkin Bisa Jadi Solusinya

Ada saja pengidap GERD yang tak membaik meski telah menjalani terapi obat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
GERD yang membandel bisa diatasi dengan operasi fundoplication oleh ahli bedah berpengalaman.
Foto: Republika
GERD yang membandel bisa diatasi dengan operasi fundoplication oleh ahli bedah berpengalaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada saja pengidap gastroesophageal reflux disease (GERD) yang tak mengalami banyak perbaikan meski sudah menjalani terapi obat. Untuk pasien seperti ini, operasi mungkin bisa membantu.

Menurut ketua tim peneliti sekaligus kepala Departemen Ilmu Gastroenterologi di Baylor University Medical Center, Dr Stuart Jon Spechler, GERD merupakan masalah yang sangat umum. Sekitar satu dari lima orang mengalami GERD.

Baca Juga

Spechler mengatakan, obat proton pump ihibitors (PPI) merupakan terapi terbaik untuk GERD. Akan tetapi, sekitar 30 persen orang dengan GERD tetap mengalami gejala meski sudah mendapatkan PPI.

Studi yang dilakukan Spechler dan tim melibatkan pasien GERD yang tidak mengalami perbaikan setelah mendapatkan PPI. Akan tetapi, pasien yang dilibatkan dalam studi ini telah melalui seleksi ketat untuk bisa menjalani operasi bernama fundoplication.

"Kami hanya mau mengoperasi kelompok yang akan mendapatkan manfaat dari operasi," jelas Spechler, seperti dilansir Health24.

Fundoplication dilakukan dengan alat laparoskopi dengan pasien yang dianestesi umum atau bius total. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan menjahit bagian atas lambung di dekat esofagus.

Tindakan ini dilakukan untuk menambah tekanan demi menjaga esofagus agar tidak mudah terbuka dan memungkinkan terjadinya refluks asam. Spechler mengatakan, fundoplication merupakan operasi besar.

Akan tetapi, hasil studi yang dimuat dalam New England Journal of Medicine mengungkapkan bahwa operasi ini secara efektif dapat mencegah refluks terjadi. Studi ini melibatkan 366 pasien dengan rata-rata usia 48,5 tahun.

Sebanyak 280 di antaranya merupakan laki-laki. Dari seluruh pasien, hanya 78 pasien yang terpilih terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok yang menjalani operasi, kelompok yang mendapatkan terapi aktif dengan omeprazole dan baclofen, dan kelompok kontrol yang mendapatkan omeprazole dan placebo.

Kepala Departemen Gastroenterologi dari Sinai Grace Hospital, Dr Anthony Williams, yang tidak terlibat dalam penelitian menilai studi ini melibatkan partisipan dalam jumlah kecil. Akan tetapi, studi ini berhasil mengonfirmasi bahwa tidak semua pasien perlu menjalani operasi.

Selain itu, pasien yang memilih untuk menjalani operasi perlu mendapatkan penanganan dari ahli bedah yang sudah berpengalaman. Ahli bedah yang menangani pasien sebaiknya sudah cukup banyak melakukan prosedur fundoplication.

"Kesuksesan operasi ini sangat bergantung pada operator. Anda membutuhkan ahli bedah yang sudah melakukan ratusan operasi ini dalam satu tahun," tutur William.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement