Jumat 03 Jan 2020 08:00 WIB

Ulah Pengunjung Kedai Kopi yang Bikin Barista Geregetan (2)

Ada saja kelakuan pengunjung kedai kopi yang membuat barista geregetan.

Rep: MGROL 125/ Red: Reiny Dwinanda
Kedai kopi. Ada saja polah pengunjung yang membuat barista dan pegawai kedai kopi geregetan.
Foto: dok IG Di Bawah Tangga
Kedai kopi. Ada saja polah pengunjung yang membuat barista dan pegawai kedai kopi geregetan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedai kopi merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati minuman di sepanjang hari. Kedai kopi juga menjadi tempat bertemu teman-teman dan menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Dilansir Insider, menurut karyawan kedai kopi, sekelompok barista, dan mantan karyawan, ada beberapa perilaku yang harus dihindari para pengunjung. Kelakuan pelanggan seperti ini bisa membuat para karyawan kedai kopi geregetan. Berikut bagian kedua dari dua tulisan.

Baca Juga

Berasumsi bahwa mengisi ulang kopi akan gratis

Berlawanan dengan kepercayaan umum, sering kali pengunjung tidak berhak mendapatkan isi ulang gratis setelah membeli secangkir kopi. Shunk mengatakan, meminta isi ulang kopi yang sudah habis bukan hal yang bagus. Itu hanya sebuah cara yang dilakukan pengunjung agar tidak membayar secangkir kopi lagi.

Menggunakan toilet kedai kopi tanpa membeli apapun

Meskipun beberapa kedai kopi tidak merasa keberatan untuk mengizinkan siapapun menggunakan kamar kecil mereka sesekali, sebaiknya jangan menjadikan ini sebuah kebiasaan. Apalagi, jika Anda tidak berencana melakukan transaksi di kedai itu. Menurut Beverly Friedmann, seorang barista, hal tersebut akan membuat jengkel karena akan semakin banyak orang yang masuk ke dalam kedai dan menambah kotor lantai.

Tidak memesan apapun ketika berada di kedai dalam waktu lama

Kedai kopi terbuka bagi pelanggan yang ingin menyelesaikan pekerjaan. Berlama-lama di kedai kopi juga tak masalah.

"Membawa laptop ke kedai kopi benar-benar masuk akal, kami mengharapkan dan menyambutnya. Pekerja, penulis, dan semua orang di antaranya selalu dipersilakan duduk sambil minum kopi dan mengetik," kata Friedmann.

Membeli satu cangkir kopi di awal sebenarnya tidak sebanding dengan harga kursi yang pelanggan duduki. Namun, menurut Friedmann, staf sering memerhatikan mereka yang berada di warung kopi selama berjam-jam tanpa melakukan pembelian tambahan. Hal tersebut kadang-kadang bisa membuat frustrasi.

Tidak menghormati pelanggan lain dan merasa kedai milik pribadi

Friedmann juga mengatakan, sebagian besar anggota staf tidak suka ketika pelanggan mencoba mengubah kedai kopi menjadi kantor pribadi dan membuat para pelanggan lain menjadi tidak nyaman. Ia berharap setiap pelanggan bisa menghormati pelanggan lain dan juga pada karyawan.

"Kami pernah menemukan pelanggan mengeluarkan perlengkapan kantor, duduk bersama telepon dan laptopnya selama berjam-jam, dan menumpahkan kopi di lantai," jelas Friedmann.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement