Kamis 02 Jan 2020 09:52 WIB

Waspadai Tiga Sumber Penyebaran Penyakit Pascabanjir

Ada tiga sumber penyebaran penyakit pascabanjir.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Warga membersihkan lumpur sisa banjir di Komplek Perumahan Cimareme Indah, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (1/1). Warga diimbau mewaspadai penyebaran penyakit pascabanjir.
Foto: Abdan Syakura
Warga membersihkan lumpur sisa banjir di Komplek Perumahan Cimareme Indah, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (1/1). Warga diimbau mewaspadai penyebaran penyakit pascabanjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penyakit jamak bermunculan usai banjir. Akademisi Prof Ari Fahrial Syam mengatakan, penyakit tersebut menyebar melalui tiga sumber.

"Penyebarannya bisa melalui makanan dan minuman, nyamuk, dan tikus," jelas Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan gastroenterologi hepatologi.

Baca Juga

Ari mengingatkan bahwa anak-anak termasuk kelompok rentan yang mudah terkena penyakit pascabanjir. Apa saja jenis penyakit pascabanjir yang bisa disebarkan melalui makanan dan minuman, nyamuk, serta tikus?

Penyakit meluar lewat makanan dan minuman

Penyakit yang ditularkan oleh konsumsi makanan dan minuman penyebarannya berlangsung secara fecal-oral. Ini artinya, penyebab penyakit masuk ke saluran cerna lewat makanan dan minuman tercemar tinja penderita.

Penyakit yang ditularkan bisa berupa infeksi kolera, disentri, rotavirus, serta demam typhus. Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mulas saat buang air besar, dan BAB ada darah. Diare juga menjadi Kejadian Luar Biasa pada banjir Jakarta beberapa tahun yang lalu,

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) alias demam berdarah dengue juga rawan terjadi pascabanjir. Penyakit ini meluar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

Penyakit yang ditularkan melalui tikus

Penyakit yang ditularkan melalui tikus juga sering muncul pascabanjir. Salah satu contohnya ialah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.

Ketika mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis bisa membuat orang terjangkit. Penderita leptospirosis akan mengalami keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis. Mereka juga bisa menderita mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit.

Penderita leptospirosis warna air seninya berubah seperti air teh. Sekilas, penderita akan tampak seperti orang dengan infeksi hepatitis virus.

"Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika berlanjut dengan berbagai komplikasi, antara lain kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru, dan otak," jelas Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement