Sabtu 28 Dec 2019 06:34 WIB

Penyalahgunaan Obat Pereda Nyeri Picu Kematian

Kematian terkait bunuh diri akibat konsumsi opioid illegal meningkat delapan kali

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Konsumsi obat pereda nyeri dapat meningkatkan risiko kematian dengan berbagai cara. Foto nyeri Dada (ilustrasi)
Foto: blogspot
Konsumsi obat pereda nyeri dapat meningkatkan risiko kematian dengan berbagai cara. Foto nyeri Dada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang menyalahgunakan opioid (obat pereda nyeuri) secara ilegal tidak hanya berisiko meninggal akibat overdosis, namun juga berisiko meninggal akibat penyakit menular dan tidak menular, cedera, hingga bunuh diri.

Menurut studi dari Universitas New South Wales di Australia, kematian terkait bunuh diri akibat konsumsi opioid illegal meningkat delapan kali di antara pelaku penyalahgunaan opioid. Sedang tingkat cedera yang tidak disengaja meningkat tujuh kali lipat, dan perilaku melukai diri sendiri meskipun jarang terjadi naik 9 kali lipat.

Baca Juga

"Selama ini orang tahunya penyebab kematian paling umum dari penyalahgunaan opioid adalah overdosis. Padahal masih banyak risiko lain dari penyalahgunaan opioid illegal yang berpotensi tinggi memicu kematian," kata penulis utama studi sekaligus peneliti senior di Pusat Riset Narkoba dan Alkohol Nasional Universitas New South Wales Australia, Sarah Larney seperti dilansir dari CNN, Jumat (27/12).

Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dan meta-analisis dari 124 studi yang dilakukan sebelumnya. Data yang berkaitan dengan penggunaan opioid ilegal di 28 negara dikumpulkan dan dianalisis kemudian dibandingkan dengan populasi umum, sesuai jenis kelamin dan kelompok usia.

Hasilnya ditemukan bahwa pria lebih berisiko meninggal akibat konsumsi opioid illegal dibandingkan dengan wanita. Kematian terkait gangguan hati lebih umum pada laki-laki, sementara perempuan berisiko meninggal akibat AIDS.

"Kejutan lain adalah bahwa kami tidak melihat bukti bahwa kematian akibat AIDS berkurang dari waktu ke waktu dalam populasi ini. Pada kelompok populasi lain yang hidup dengan HIV, kematian akibat AIDS berkurang karena perawatan yang lebih baik,” ungkap Larney.

“Orang yang menyuntikkan opioid dan obat nyeri lain yang hidup dengan HIV, masih memiliki akses yang sangat terbatas untuk perawatan,” tambah dia.

Menurut Larney, keracunan menjadi penyebab kematian terbesar di antara pengguna opioid ilegal yang bertanggung jawab atas 31,5 persen kematian. Penyakit tidak menular dan menular masing-masing menyumbang 24,1 dan 19,7 persen. Sedang trauma menyebabkan 18,1 persen kematian.

Saat ini, sekitar 130 orang di AS meninggal sendirian setiap hari karena overdosis opioid, yang dimasukkan ke dalam kategori "kematian putus asa" yang juga termasuk bunuh diri, gangguan hati, dan overdosis obat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement