REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi memberikan simpulan, menyantap kopi kental bisa membantu tubuh melawan dampak buruk dari pola makan yang tidak sehat. Dalam hal ini khususnya, pola makan yang memiliki banyak gula dan banyak lemak.
Dilansir di laman Metro.co.uk, Selasa (24/12), dalam studi yang melibatkan tikus, para peneliti menemukan kafein dapat mengimbangi beberapa efek negatif dari diet obesogenik. Diet atau pola makan obesogenik merupakan pola makan yang serakah dan cenderung menimbun berat badan.
Akan tetapi, binatang itu perlu minum kafein dalam jumlah besar. Artinya, jika ingin mendapatkan dampak yang lebih besar, maka diperlukan kopi yang sangat manjur atau lebih menggigit.
Dalam temuannya, para ilmuwan di University of Illinois menemukan, tikus yang mengonsumsi kafein yang diekstrak dari teh Mate, memperoleh 16 persen lebih sedikit berat badan. Mereka juga 22 persen lebih sedikit menimbun lemak tubuh, dibandingkan tikus yang mengonsumsi teh tanpa kafein. Efeknya serupa ketika tikus diberi kafein sintetis dan juga yang diekstrak dari kopi.
Teh Mate yang digunakan adalah minuman herbal yang kaya akan phytochemical, flavonoid, dan asam amino. Teh itu dikonsumsi sebagai stimulan oleh orang-orang di negara-negara Amerika Latin bagian tenggara. Jumlah kafein per porsi dalam teh itu berkisar 65-130 miligram, dibandingkan dengan 30-300 miligram kafein dalam secangkir kopi yang diseduh.
Selama empat minggu, tikus-tikus dalam penelitian itu memakan makanan yang mengandung 40 persen lemak, 45 persen karbohidrat, dan 15 persen protein. Mereka juga mencerna salah satu bentuk kafein dalam jumlah yang setara dengan manusia yang minum empat cangkir kopi setiap hari.
Pada akhir periode empat minggu, persentase massa tubuh tanpa lemak dalam berbagai kelompok tikus 'berbeda secara signifikan'. Tikus yang mengonsumsi kafein dari teh, kopi, atau sumber sintetis menghasilkan lebih sedikit lemak tubuh daripada tikus dalam kelompok lain.
"Mempertimbangkan temuan, teh dan kafein dapat dianggap sebagai agen anti-obesitas," kata rekan penulis studi dan direktur divisi ilmu gizi di University of Illinois, Elvira Gonzalez de Mejia.
Hasil penelitian ini, kata dia, dapat ditingkatkan ke manusia untuk memahami peran teh dan kafein sebagai strategi potensial untuk mencegah kelebihan berat badan dan obesitas. Peran teh dan kafein ini juga dapat mencegah gangguan metabolisme selanjutnya yang terkait dengan kondisi ini.
"Konsumsi kafein dari teh mate atau dari sumber lain mengurangi dampak negatif dari diet tinggi lemak, sukrosa tinggi pada komposisi tubuh karena modulasi enzim lipogenik tertentu di jaringan adiposa dan hati,” kata dia.