Ahad 22 Dec 2019 10:10 WIB

Monolog Para Romeo, Kawinkan Musik dan Sastra Klasik

Rio Dewanto terlibat dalam pementasan Monolog Para Romeo.

Rep: MG 03/ Red: Reiny Dwinanda
Monolog Para Romeo melibatkan Romeo. Pementasan monolog ini mengawinkan musik tradisional dengan sastra klasik.
Foto: MG 03
Monolog Para Romeo melibatkan Romeo. Pementasan monolog ini mengawinkan musik tradisional dengan sastra klasik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang publik seni Galeri Indonesia Kaya mementaskan monolog bertajuk "Monolog Para Romeo", Sabtu (22/12). Pertunjukan akhir tahun ini menampilkan tiga aktor, Rio Dewanto, Adjie NA, dan Arie Walker serta iringan musik tradisional dari Bambu Khatulistiwa.

Kolaborasi antara musik dan sastra ini berhasil membawa penonton dalam suasana cerita klasik Eropa karya William Shakespeare tersebut. Suara angklung juga memberi warna berbeda dalam "Monolog Para Romeo", tanpa menghilangkan unsur klasik dari cerita yang dibawakan.

Baca Juga

Direktur Program Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian, mengatakan bahwa timnya sengaja memadukan antara sastra klasik dan musik tradisional. Ini merupakan sesuatu yang berbeda, jarang dilakukan dalam pagelaran yang lain.

“Walaupun berbeda, namun musik dan sastra dapat menjadi sebuah perpaduan karya yang indah. Semoga pertunjukkan ini dapat menjadi sajian penutup akhir tahun yang menghibur serta mengedukasi bagi penikmat seni,” ujarnya.

photo
Rio Dewanto dalam pentas Monolog Para Romeo.

Setelah pementasan monolo selesai, tim dari Bambu Khatulistiwa yang hari itu diwakili oleh Demi Tatipikalawan dan Nabila Tatipikalawan memberikan pelatihan angklung bagi penonton. Setiap penonton diberi satu angklung dengan nomor berbeda, lalu diberikan arahan bermain oleh Demi.

Sebelum memulai, Demi mengatakan bahwa ini adalah upaya untuk melestarikan musik tradisional, membuat angklung lebih familier dan disukai oleh lebih banyak kalangan. Ia mengingatkan bahwa angklung adalah warisan budaya yang perlu dijaga.

Dalam waktu yang singkat, Demi, Nabila, dan tim mampu membuat penonton bisa memainkan angklung. Melalui arahan dari Nabila yang mengangkat tangan dan menunjukkan angka di angklung, penonton berhasil memainkan lagu pengiring monolog para romeo tersebut.

Para penonton pun antusias dan menikmati permainan mereka. Hal ini sejalan dengan harapan yang disampaikan Rio Dewanto sesaat sebelum menjalani perannya sebagai Romeo.

“Dalam pementasan ini, kami tidak hanya membacakan sebuah naskah monolog yang bertemakan romantis, namun juga sebuah pesan cinta bagi para penikmat seni. Saya berharap kolaborasi saya bersama Arie Walker, Adjie NA, serta Bambu Khatulistiwa dapat menginspirasi serta meningkatkan minat para penikmat seni pada music juga sastra, ujar Rio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement