Jumat 20 Dec 2019 18:50 WIB

Atasi Jet Lag dengan Tidur, Bagaimana Caranya?

Cara mengatasi jet lag dengan baik salah satunya dengan memperhatikan waktu tidur.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Cara untuk melawan jet lag dengan lebih baik, salah satunya dengan memerhatikan waktu dan kualitas tidur.
Foto: Pixabay
Cara untuk melawan jet lag dengan lebih baik, salah satunya dengan memerhatikan waktu dan kualitas tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi yang kerap mengalami jet lag saat melakukan perjalanan, mungkin punya cara tersendiri bagaimana mengatasinya. Tetapi sebuah studi baru di Rensselaer Polytechnic Institute (RPI) telah menemukan cara untuk melawan jet lag dengan lebih baik, salah satunya dengan memerhatikan waktu dan kualitas tidur.

Rekomendasi para peneliti ini berdasarkan sains, matematika, dan teknologi yang sudah digunakan setiap hari. Bagaimana cara kerjanya?

Baca Juga

Para peneliti yang terkait dengan pusat Lighting Enabled Systems & Applications (LESA) RPI telah menemukan cara untuk memanfaatkan informasi dari teknologi pintar yang dapat dipakai untuk membuat perjalanan lebih baik. Peneliti menerbitkan laporan ini di PLOS ONE.

Dilansir Mindbodygreen, dengan menggunakan algoritma untuk memilah-milah informasi biometrik, para peneliti menemukan rekomendasi yang dipersonalisasi tentang berapa banyak tidur dan paparan cahaya untuk menyesuaikan diri dan ritme sirkadian seseorang ke lokasi baru.

"Dengan menggunakan algoritma dan model matematika dari ritme sirkadian seseorang, kami memiliki kemampuan untuk menghitung cahaya terbaik untuk menyesuaikan ritme sirkadian Anda dan menumbuhkan kesejahteraan Anda," kata Agung Julius, Ph.D, salah satu penulis makalah ini dan seorang profesor di RPI, dilansir melalui mindbodygreen, Jumat (20/12).

Sementara ritme sirkadian sering dilacak dengan menguji darah atau air liur untuk kadar hormon dan melatonin, para peneliti juga menemukan cara untuk menilai berdasarkan informasi, seperti detak jantung dan suhu tubuh. Peneliti kemudian dapat membuat perkiraan ritme sirkadian pemakai, yang kemudian dapat membantu untuk melawan kelelahan yang terkait dengan jet lag.

Peneliti menemukan bahwa metode mereka memberikan jawaban yang mirip dengan tes medis tradisional. Pengaturan waktu tidur akan membantu mengatur ulang ritme  untuk lebih menyesuaikan diri dengan lokasi baru. Maka dari itu, antisipasi jet lag juga bisa dilakukan.

"Dengan mengembangkan analitik biosensing untuk mengkarakterisasi fase sirkadian, sekarang dimungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan cahaya secara efisien," kata Robert Karlicek, direktur LESA Center.

Rutinitas tidur berkaitan dengan adaptasi di tempat baru. Peneliti mempertimbangkan ritme alami dan lokasi baru untuk merekomendasikan jumlah cahaya dan kapan (berapa lama) seseorang harus tidur.

Cara ini diklaim tidak hanya dapat membantu rencana perjalanan: tetapi juga dapat membantu pekerja shift, staf malam agar lebih banyak lagi merencanakan rutinitas tidur yang lebih sehat.

"Gangguan ritme sirkadian diketahui memiliki dampak negatif pada kesehatan, mulai dari kelelahan pada pelancong dengan jet lag hingga peningkatan risiko kanker pada pekerja shift bergilir," kata studi tersebut.

Sayangnya, algoritme peneliti ini mungkin tidak akan dapat membantu mengelola jet lag musim liburan ini, tapi kemungkinan sudah siap untuk tahun depan. Jadi, untuk sementara waktu, bisa diambil kesimpulan sementara jika kembali mengatur tidur juga adalah salah satu cara mengatasi jet lag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement