Sabtu 21 Dec 2019 09:19 WIB

Pencantuman Aktivitas ‘Bakar Kalori’ pada Label Makanan

Saran aktivitas fisik pada label makanan diklaim bisa bantu orang mengatasi obesitas.

Rep: Mgrol127/ Red: Didi Purwadi
Label kalori di makanan.
Foto: Wikimedia
Label kalori di makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa jadinya jika ada anjuran aktivitas fisik (olahraga) pada label makanan Anda. Jika anjuran aktivitas fisik tersebut benar-benar dicantumkan, Anda mungkin akan berpikir dua kali tentang apa yang akan Anda makan.

Seperti dilansir FoxNews, sistem pelabelan makanan tersebut dikenal dengan Physical Activity Calorie Equivalent (PACE). Dalam siaran persnya, Universitas Loughborough menyebut sistem pelabelan PACE berisi tentang aktivitas fisik apa saja yang diperlukan untuk membakar kalori makanan atau minuman tertentu.

“Misalnya, untuk membakar 230 kalori dalam sebatang cokelat, Anda butuh 46 menit berjalan atau 23 menit berlari untuk membakar kalori tersebut,” jelas universitas yang memimpin penelitian tersebut.

Peneliti AS mengklaim saran aktivitas fisik pada label makanan mampu membantu sesorang memerangi obesitas. Program pelabelan makanan itu berpotensi untuk membantu seseorang membakar 200 kalori setiap harinya.

Penelitian ini termasuk penelitian kecil yang menggunakan kelompok-kelompok tertentu seperti toko kelontong dan restoran. Meskipun begitu, para peneliti berharap hal ini bisa mengurangi asupan kalori seseorang dan membuat mereka memilih hidup yang lebih sehat.

“Bukti menunjukkan adanya pengurangan kalori harian (100 kalori) dengan peningkatan aktivitas fisik yang berkelanjutan. Hal ini ternyata baik untuk kesehatan dan mampu mengurangi obesitas. Pelabelan PACE ini cukup membantu untuk hal itu,” ungkap Amanda Daley, profesor utama studi ini.

Daley menambahkan badan kesehatan publik mungkin ingin mempertimbangkan untuk membuat kebijakan terkait pelabelan anjuran aktivitas untuk membakar kalori. Karena, pelabelan ini mampu menjadi strategi pencegahan dan pengobatan obesitas dan penyakit terkait.

U.K. Royal Society for Public Health telah meminta label PACE untuk menggantikan sistem label makanan yang digunakan saat ini. Namun, pelabelan PACE belum diimplementasikan.

Namun, tidak semua sepakat dengan sistem pelabelan tersebut. Kritikan datang dari kelompok yang menyakini bahwa terlalu fokus pada pembakaran kalori (bukan pada nutrisi) tidak bagus bagi kesehatan seseorang.

“Mengurangi obesitas memang penting. Tapi, label makanan seperti ini akan berisiko terhadap mereka yang punya gangguan makan. Mungkin mereka akan menderita,’’ jelas Tom Quinn, direktur hubungan eksternal BEAT (badan amal khusus penderita gangguan makan terkemuka Inggris), kepada The Independent.

‘’Kita tahu bahwa banyak orang dengan kelainan pola makan berjuang dengan olahraga berlebihan. Jika mereka diberi berapa banyak olahraga yang diperlukan untuk membakar makanan tertentu, itu berisiko memperburuk gejala mereka,’’ tambah Quinn.

Deanna Jade, pendiri Pusat Nasional untuk Penderita Gangguan Makan, juga mengatakan bahwa label kalori berbasis olahraga bisa salah atau menyesatkan. "Berapa banyak energi yang Anda bakar untuk melakukan berbagai hal, (tergantung) pada fisiologi pribadi Anda," katanya. ‘’Tidak ada standar bakunya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement