REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data terbaru dari Ikatan Dokter Indonesia yang telah dicocokkan dengan data Konsil Kedokteran Indonesia menunjukkan bahwa jumlah dokter di Indonesia saat ini berkisar 168 ribu. Namun, sebaran dokter di Indonesia masih belum terdistribusi secara merata.
"Data ini data dinamis. Per tahun, pertambahan dokter itu sekitar 10-12 ribu," jelas Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih SH MH usai menghadiri peluncuran layanan GrabHealth Powered by Good Doctor, di Jakarta.
Dari sekitar 168 ribu dokter tersebut, sebanyak 138 ribu di antaranya merupakan dokter umum. Sisanya, yaitu sekitar 30 ribu, merupakan dokter spesialis.
"(Provinsi yang masih kekurangan dokter) daerah timur, terutama daerah Timur, masih kekurangan," kata Daeng.
Kehadiran platform konsultasi kesehatan daring dinilai Daeng dapat membantu mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan yang valid. Alasannya, teknologi yang digunakan oleh platform konsultasi kesehehatan daring mampu menjangkau masyarakat lebih luas, termasuk masyarakat di wilayah yang kekurangan tenaga dokter.
Namun, kemudahan ini bisa menjadi bumerang bila dokter yang memberikan layanan konsultasi kurang kredibel. Hal ini dapat membuat informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kesehatan menjadi kurang valid.
"Dokternya ini harus terverifikasi betul," ujar Daeng.
Dengan kredibilitas dokter yang terjaga, layanan konsultasi kesehatan daring tak hanya memiliki akses yang luas saja. Lebih dari itu, informasi dan layanan konsultasi yang diberikan pun akan terjaga kualitasnya. Hal ini dapat memberikan jaminan dan perlindungan terhadap keamanan pasien atau masyarakat yang berkonsultasi.
"Kami akan membantu untuk memverifikasi (kredibilitas dokter yang memberikan konsultasi daring) karena ini untuk kepentingan masyarakat, untuk menjaga kualitas dan keamanan pasien," jelas Daeng.