REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cicitan akun Twitter @digeeembok membuat warganet ramai membicarakan rhinoplasty. Operasi plastik di bagian hidung itu konon ditempuh salah seorang awak kabin Garuda Indonesia yang dekat dengan eks dirut maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, pilihan untuk mempercantik diri memang semakin beragam, mulai dari penggunaan kosmetik, obat, suntikan, hingga dengan bantuan teknik operasi plastik. Rhinoplasty termasuk salah satu jenis operasi plastik yang paling populer di dunia, termasuk Indonesia.
Ooperasi untuk memancungkan hidung ini dilakukan sebanyak 244.000 kali di Amerika Serikat pada 2011. Mereka yang menjalaninya menganggap hidung sebagai bagian terdepan wajah yangmemengaruhi tampilannya secara menyeluruh.
“Rhinoplasty merupakan tindakan bedah rekonstruksi yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk estetik dan fungsi hidung,” ujar dokter senior spesialis bedah plastik dari Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat, dr Sidik Setiamihardja SpB SpBP, di sela acara diskusi media dalam rangka perayaan ulang tahun RSKB Bina Estetika ke-26 di Jakarta belum lama ini.
Menurut Sidik, rhinoplasty dapat dimanfaatkan untuk keperluan estetik guna memancungkan hidung. Di samping itu, operasi plastik ini juga bisa membantu memperbaiki fungsi hidung, salah satunya agar fungsi pernapasan lebih lancar.
Secara anatomis, hidung tersusun dari tulang, tulang rawan, dan kulit. Dalam melakukan prosedur rhinoplasty untuk tujuan estetik, dokter dapat memodifikasi satu atau seluruh bagian hidung.
“Sebelum melakukan tindakan rhinoplasty, dokter terlebih dahulu mempertimbangkan fitur wajah pasiennya sehingga mendapatkan bentuk yang benar-benar diinginkan si empunya hidung. Hal ini akan menentukan teknik apa yang akan digunakan,” ujarnya.
Berikutnya, dokter akan memberikan informed consent untuk meningkatkan rasa percaya diri baik dari sisi pasien maupun dokter dalam melakukan tindakan. Dalam informed consent, dokter akan menginformasikan tindakan apa saja yang dilakukan, lamanya tindakan operasi hingga pada tahap pemulihan pasca perasi, risiko tindakan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Foto hidung sebelum operasi juga sangat penting dilakukan. Sebelum operasi, pasien difoto dari arah depan, arah miring kiri dan kanan, samping kiri dan kanan, dan dari bawah. Pengambilan gambar ini bertujuan untuk menilai simetrisitas, porporsi hidung, melihat ada tidaknya kelainan, dan menentukan teknik operasi.
Menurut Sidik, biaya yang ditawarkan untuk prosedur rhinoplasty cukup bervariasi, bergantung pada teknik operasi, biaya alat dan fasilitas rumah sakit, serta jenis obat yang digunakan pasien. Penggunaan material tambahan (implan) untuk membentuk hidung, umumnya menggunakan bahan sintetik atau diambil dari bagian tubuh pasien.
Bahan sintetik yang digunakan sebagai implan terbuat dari silikon padat yang dapat dibentuk. Sementara bahan tambahan yang diambil dari tubuh pasien umumnya menggunakan tulang rawan telinga atau tulang iga pasien. Pada kasus awak kabin Garuda Indonesia tersebut, perempuan itu mengaku mengambil tulang rawan telinganya sebagai implan.
“Kami biasanya mengombinasikan kedua bahan tersebut untuk menjadikan hidung tampak lebih alami,” ujar Sidik.