Selasa 26 Nov 2019 15:48 WIB

Mencegah Si Kecil Terkena Biang Keringat

Bayi dan anak lebih mudah berkeringat hingga berisiko terkena biang keringat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi yang sedang bermain. Di daerah tropis seperti Indonesia, bayi lebih mudah berkeringat hingga rawan terkena biang keringat.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Bayi yang sedang bermain. Di daerah tropis seperti Indonesia, bayi lebih mudah berkeringat hingga rawan terkena biang keringat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Struktur kulit bayi berbeda dengan struktur kulit orang dewasa. Kulit bayi cenderung lebih halus hingga lebih rentan dan sensitif.

Dr Litya Ayu Kanya Anindya SpKK mengungkapkan, di daerah tropis seperti Indonesia, bayi dan anak lebih mudah berkeringat. Cuaca yang panas, lembab dan ditambah dengan struktur kulit bayi yang belum sempurna membuat mereka rawan mengalami ruam atau biang keringat alias miliaria.

“Kita kan ada kelenjar minyak, kelenjar keringat (di kulit). Kelenjar keringat ini memproduksi keringat, tapi dia tersumbat enggak bisa keluar. Jadilah namanya miliaria,” kata Litya dalam acara peluncuran Jellypop di Mothercare, Grand Indonesia Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ada tiga jenis biang keringat pada manusia, yakni kristalina, miliaria rubra, dan miliaria profunda. Kristalina merupakan biang keringat paling ringan dan letaknya di kulit paling atas.

Menurut Litya, kristalina akan tampak seperti lenting berisi cairan dan dapat pecah dengan sendirinya. Kristalina mudah sembuh dan tidak menimbulkan bekas.

“Kalau rubra, dia agak dalam sudah kayak peradangan, jadi ada bintil-bintil merah. Sedangkan profunda ini agak berat, biasanya tidak timbul pada anak, lebih pada dewasa,” jelasnya.

Biang keringat biasanya timbul di lokasi yang sering timbul banyak keringat. Di antaranya punggung, dada, lipatan tubuh, dan di daerah popok.

Biang keringat dapat dicegah. Banyak opsi yang bisa dilakukan, seperti memilih menggunakan tempat tidur dan alas yang terbuat dari katun. Sebab katun tidak terasa kasar, halus, dan menyerap keringat.

Orang tua juga bisa memberikan pakaian yang sesuai dengan suhu ruangan atau kegiatan. Contohnya, jika cuaca sedang panas, tidak usah memakaikan anak pakaian berlapis-lapis.

Litya juga merekomendasikan agar orang tua menjamin perputaran udara di ruangan baik. Orang tua pun bisa mempertimbangkan memasang pendingin ruangan.

“Kalau enggak bisa pasang AC, bisa pasang kipas. Asal kipasnya tidak dihadapkan langsung ke anak, Nanti anaknya enggak miliaria, malah flu,” ujar Litya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement