Senin 25 Nov 2019 09:19 WIB

Mengenali Ragam Kasus Gagal Sunat

Gagal sunat sering terjadi tapi jarang dilaporkan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Seorang anak menutup matanya saat hendak disunat.
Foto: Republika/Darmawan
Seorang anak menutup matanya saat hendak disunat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah mendengar kasus gagal sunat? Gagal sunat biasa menyebabkan bagian penis anak terpotong atau masalah lainnya.

Gagal sunat bisa terjadi bila sunat dilakukan bukan oleh bukan ahlinya. Dr Hengki Prabowo Irianto SpB dari Rumah Sunat dr Mahdian mengungkapkan tahun 2006, ia pernah mendapat kasus pasien dengan luka setelah penyunatan. Padahal yang melakukan sunat adalah seorang klinisi senior.

Baca Juga

Sang operator sunat memakai electro cauter. "Karena faktor lelah atau usia, jepitan tidak presisi, akhirnya kepotong kepalanya," ungkapnya

Kasus seperti ini, lanjutnya, tidak hanya satu, tapi banyak terjadi di tengah masyarakat. Tapi sedikit yang melapor. Ibaratnya seperti fenomena gunung es.

Selain itu, kasus gagal sunat lain yang terjadi di lapangan adalah operator atau tenaga medis tidak tahu anatomi atau komplikasi anatomi. Mereka tidak membuka kepala penis sampai batas leher penis atau ada anak dengan bentuk penis melengkung namun langsung di sunat.

"Penis melengkung tidak bisa lurus, tidak bisa langsung sunat, harus revisi anatomi. Tidak banyak orang tahu minimal dokter umum. Biasanya langsung sunat padahal harus direvisi dulu," tambahnya

Selain itu, kegagalan sunat lainnya juga bisa terjadi karena pencahayaan kurang, sunat dikerjakan di tempat semestinya. "Hal ini bisa menyebabkan cedera kepala. Bisa cedera saluran uretra, kena senggol anak cedera," ujarnya.

Dr Encep Wahyudan dari Rumah Sunat dr Mahdian menambahkan kasus gagal sunat biasanya ada pada estetika di akhir sunat. Operator sunat kurang teliti pengambilan kulup terlalu banyak atau kurang.

"Idealnya bagus kepala di luar walaupun tidak ereksi. Pasien ada yang bermasalah karena kepala penis anaknya masih ada kulit. Kalau ereksi keluar semua kulit masih ada sisa di atas leher. Mereka bisanya menggunakan electric cauter atau manual," ujarnya.

Masalah lain bisa karena menggunakan laser sementara anak banyak gerak, sehingga hasilnya tidak sesuai. Bisa juga karena pencahayaan kurang karena melihat posisi pemotongan tidak bagus.

Ada juga kasus pendarahan setelah sunat dengan metode sunat konvensional dan laser. Ini karena manual konvensional dijahit kemudian sampai rumah berdarah. Kasus lain karena mengunakan metode laser kemudian terjadi luka bakar, harusnya dijahit lagi. Tapi tidak ada jahitan sehingga  hasilnya tidak bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement