REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gema musik Barasuara dengan lagu-lagunya yang serupa mantra membius penonton festival musik Tamagochill yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Kamis (21/11) petang. Penunggang Badai, sebutan untuk penggemar mereka, tak henti bernyanyi selama satu jam.
Band yang digawangi Iga Massardi (vokal/gitar), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bas), dan Marco Steffiano (drum) itu tampil sesudah Fourtwnty. Aksi mereka di atas panggung berlanjut dengan kehadiran Reza Artamevia dan Dewa 19.
Sepanjang penampilan, Iga dan rekan-rekannya tidak banyak berbincang dengan penonton. Iga hanya sesekali mengucap salam dan terima kasih.
Barasuara lebih berfokus pada deretan lagu yang dimainkan, seperti "Pikiran dan Perjalanan", "Haluan", "Hagia", juga "Guna Manusia".
Percakapan memang tak selalu dibutuhkan, sebab Barasuara sudah bersuara lewat lirik lagu-lagunya. Pada sejumlah lagu, liriknya terdengar semacam mantra, misalnya tembang "Samara" yang mengulang-ulang kalimat "Samara, Ani, Jiyana" dalam nada berbeda ketiga vokalis.
Begitu juga pada tembang "Api dan Lentera" yang memuat ulangan lirik berbunyi "Lepaskan rantai yang membelenggu. Nyalakan api dan lenteramu" sebagai pembangkit semangat. Deretan karya Barasuara memiliki ciri filosofis penuh makna dengan penggunaan bahasa Indonesia.
Pada awal berdirinya Barasuara, Iga pernah menyatakan bahwa proyek musiknya mengusung konsep "menjadi sebenar-benarnya orang Indonesia". Penampilan di festival besutan promotor One Step Forward semalam tak dilewatkan Barasuara untuk menyampaikan informasi soal band.
"Mau pengumuman, tanggal 9 Desember Barasuara akan showcase. Informasinya ada di Instagram dengan ruang terbatas. Petunjuknya, kami tidak akan memainkan lagu berikut," tutur Iga sebelum membawakan "Bahas Bahasa".
Ikuti Whatsapp Channel Republika
