REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain merupakan dunianya anak-anak. Dengan bermain, anak bebas berimajinasi, eksplorasi, maupun mengasah kreativitas.
Bermain bisa dilakukan di dalam maupun di luar rumah. Memberikan mainan juga menjadi alternatif bagi para orang tua untuk membuat anaknya senang sekaligus bisa bermain.
Meski begitu, seberapa banyak mainan pun yang diberikan, tetap yang terpenting bagi anak tetaplah teman bermain. Febiana Pratomo MPsi mengatakan, antusiasme bisa ditularkan orang tua atau pengasuh kepada anak.
Saat mengenalkan mainan baru kepada anak namun terlihat belum tertarik, maka di situ orang tua mengambil peran. Febriana mengingatkan bahwa yang dibutuhkan anak juga adalah teman bermain.
"Karena rasanya akan berbeda dengan main sendiri," kata psikolog kilinis anak dari Rumah Dandelion di Jakarta.
Dalam aktivitas bermain, anak juga sudah boleh diajarkan semacam tanggung jawab. Mereka bisa dikenalkan sejumlah aturan, seperti tidak melempar benda, membereskan mainan, dan lainnya.
Tindakan itu tampak sederhana namun akan bermanfaat bagi kemandirian mereka kelak. Sedangkan, saat orang tua hendak membelikan mainan baru, di situ juga bisa mengajarkan kesediaan berbagi.
"Dibelikan mainan baru artinya ada mainan lama, mungkin dalam momen itu kita edukasi untuk didonasikan. Bilang, kamu dulu senang dapat mainan ini, mau nggak didonasikan? Berbagi kebahagiaan? Maka itu mengajarkan tentang berbagi itu tadi," tuturnya.
Penting sekali hubungan lekat antara orang tua dan anak. Dengan dibelikan mainan yang tepat dan sesuai maka tujuan kelekatan bisa terwujud.