REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan hasil proses fermentasi seperti yogurt, tempe dan kimchi kian populer bagi masyarakat. Apalagi makanan fermentasi dianggap mampu berpengaruh positif pada kesehatan tubuh.
Dilansir melalui theconversation.com, Kamis (14/11), tak semua tubuh manusia bisa mencerna makanan fermentasi dengan baik. Proses fermentasi melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan ragi.
Selama proses itu, karbohidrat berubah jadi alkhohol atau asam yang merupakan pengawet alami sekaligus perasa khas. Berbagai faktor mempengaruhi fermentasi, seperti jenis bakteri yang digunakan, zat yang berubah usai fermentasi dan makanan yang difermentasikan.
Makanan fermentasi mengandung probiotik dalam jumlah tinggi. Fungsinya sebagai antioksidan, antimikroba, antijamur. Namun ada sejumlah efek samping yang bisa diderita usai mengonsumsi makanan fermentasi.
Kembung
Reaksi paling umum terhadap makanan fermentasi ialah peningkatan gas yang berujung perut mengalami kembung. Gas inilah yang sebenarnya keluar dari proses fermentasi saat probiotik membunuh bakteri dan jamur pada makanan.
Pusing dan migrain
Makanan fermentasi mengandung zat amino biogenis. Amino terbuat dari sejumlah bakteri untuk memecah asam amino. Zat inilah yang bagi sebagian orang menyebabkan pusing karena amino mempengaruhi sistem saraf pusat dan tekanan darah
Infeksi dari probiotik
Probiotik secara umum aman bagi mayoritas orang. Tapi bagi sebagian kecil orang ternyata bisa menyebabkan infeksi, khususnya mereka yang punya imun lemah.
Kebal antibiotik
Bakteri probiotik bisa membawa gen yang membuat tubuh resistan terhadap antibiotik. Gen ini bisa saja ditemukan pada rantai makanan dan menyebabkan penyakit. Jika tubuh resisten atau kebal pada antibiotik maka akan sulit menyembuhkan penyakit yang disembuhkan lewat antibiotik. Misalnya penyakit infeksi yang disebabkan bakteri.