Senin 11 Nov 2019 13:54 WIB

Ngayogjazz 2019 Dipadukan dengan Festival Bambu Sleman

Kolaborasi Ngayogjazz dan Festival Bambu Sleman diharap dorong ekonomi kreatif.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Festival musik Ngayogjazz 2017 digelar di Dusun Kledokan, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Festival musik Ngayogjazz 2017 digelar di Dusun Kledokan, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Padukuhan Kwagon sudah mulai mempercantik dirinya menjelang pagelaran Ngayogjazz 2019. Bambu, akan dijadikan perhiasan utama yang memeriahkan gelaran musik jazz yang diadakan untuk edisi 12 tersebut.

Beberapa hiasan yang terbuat bambu sudah mulai nampak di sekitar area yang ada di Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman itu. Telah digelar pula loka karya bambu yang jadi rangkaian Ngayogjazz.

Baca Juga

Loka karya menggandeng Pemkab Sleman dan Froghouse, memberi beberapa materi terkait kolaborasi Ngayogjazz dan Festival Bambu Sleman. Sinergi itu diharapkan menampilkan keanekaragaman dan budidaya bambu.

Ketua Asosiasi Sentra Bambu Sleman, Eko Wiharto mengatakan, bambu memiliki beragam fungsi. Mulai tunasnya yang digunakan untuk membuat sayur hingga batangnya yang dipakai untuk perabot dan konstruksi.

Untuk itu, ia menekankan, Asosiasi Sentra Bambu tidak cuma membuat tapi melakukan budidaya. Sehingga, distribusi bambu tidak cuma berhenti di hulu, tapi tetap berjalan sampai ke hilir.

"Upaya ini diharapkan mampu untuk menggugah geliat supaya bambu bisa memiliki nilai ekonomi yang lebih," kata Eko, Senin (11/11).

Senada, Yubdi Herdianto dari Dekranasda merasa, bambu merupakan satu harta karun yang tersembunyi potensinya. Tapi, banyak orang yang mulai meminati produk-produk bambu, bahkan dari pasar internasional.

Namun, dari segi desain, banyak produk lokal yang masih belum dilirik karena dianggap kurang menarik. Karenanya, ia mengingatkan, perlu ada inovasi-inovasi yang dilakukan.

"Karenanya, perlu adanya inovasi yang dilakukan, sehingga produksi kriya bambu dari pengrajin lokal mampu bersaing di dunia internasional," ujar Yubdi.

Bagus Prabowo dari Froghouse berharap, bambu dapat dimanfaatkan untuk memiliki peran besar dalam memperbaiki sektor ekonomi. Sehingga, Indonesia mampu mampu menjadi produsen yang memiliki desain beragam.

"Dan, mampu bersaing dengan permintaan global, serta menunjukkan jika bambu yang produknya dianggap sebagai bahan kelas tiga bisa menjadi komoditas kelas dunia," kata Bagus.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih menambahkan, kolaborasi Ngayogjazz dan Festival Bambu Sleman diharapkan mendorong percepatan perkembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Sleman.

Khususnya, lanjut Ning, subsektor kriya bambu dan seni pertunjukan sebagai subsektor unggulan ekonomi kreatif Sleman. Itu akan menjadi pilihan lain selain animasi Sleman yang turut didorong terus maju.

"Eksistensi Ngayogjazz dengan ornamen-ornamen bambu dalam setiap perhelatan selaras semangat rekan-rekan pegiat bambu untuk ruang publikasi hasil produksi dan kreasi penggiat bambu Sleman," ujar Ning.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement