REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan DPR Dewi Aryani memperkirakan Indonesia butuh 84,5 tahun untuk menyamai Indeks Kelaparan Global atau Global Hunger Index (GHI) negara maju. Perkiraan ini diperoleh dari GHI Indonesia 2018 dengan skor 21,9 dikurangi GHI negara maju < 5,0. Setelah itu, dibagi laju penurunan GHI Indonesia 2000-2018 sebesar 0,2/tahun.
"Membutuhkan 84,5 tahun untuk menyamai GHI negara maju," katanya.
GHI 2019 Indonesia saat ini lebih baik ketimbang tahun lalu dengan skor 21,9. Dia meminta Kementerian Kesehatan menjadikan Hari Kesehatan Nasional, 12 November 2019 sebagai momentum untuk menggelorakan penanggulangan stunting (kekerdilan anak) secara nasional. Apalagi stunting menjadi salah satu prioritas program Presiden Joko Widodo di bidang kesehatan.
Ia menegaskan bahwa stunting adalah salah satu dari empat indikator yang menjadi patokan GHI. Tiga indikator lainnya, yaitu tingkat kematian balita, tingkat kekurangan gizi pada penduduk, dan wasting (kurus) pada balita.
Anggota Fraksi PDIP DPR ini menekankan bahwa Kemenkes perlu menggalakkan program penanggulangan stunting secara nasional. Menurut dia, masalah penanggulangan stunting menjadi sangat spesifik di perkotaan daerah kumuh. Hal ini yang harus dipikirkan dengan segala permasalahan sosial yang ada.
"Peluang semua meja pos pelayanan terpadu (posyandu) harus aktif sebagai trouble desk untuk masyarakat, baik di desa-desa maupun di perkotaan kumuh," kata wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX, Kabupaten/Kota Tegal dan Kabupaten Brebes ini.
Menyambut bonus demografi tahun 2030, menurut dia, pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak akan efektif jika problem stunting tidak segera diambil tindakan konkret dan menyeluruh di seluruh wilayah negeri ini. Ia juga memandang perlu memberdayakan pemerintah daerah hingga level desa untuk menjadi motor penggerak keberhasilan program penanggulangan stunting di tengah masyarakat.