Kamis 07 Nov 2019 05:54 WIB

Stres Pengaruhi Ibu Hamil dengan Beragam Cara

Peningkatan kadar stres cukup sering dialami ibu hamil.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu Hamil (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Ibu Hamil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak perubahan yang dialami perempuan ketika hamil. Peningkatan kadar stres menjadi salah satu kondisi yang cukup sering dialami oleh ibu hamil. Stres yang terjadi dalam jangka waktu panjang dapat memunculkan perasaan tidak nyaman dan memberikan dampak bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil.

Stres bisa memengaruhi ibu hamil dengan beragam cara. Berikut ini adalah empat di antaranya seperti dilansir laman Female First.

Baca Juga

Peningkatan kadar kortisol

Peningkatan kadar kortisol merupakan hal yang normal terjadi ketika seseorang merasa stres. Namun, kortisol diketahui dapat mempengaruhi kadar produksi progesteron di dalam tubuh.

Seperti diketahui, progesteron dapat mempengaruhi pertumbuhan uterus. Beberapa konsekuensi yang mungkin dihadapi ibu hamil dalam kondisi ini adalah kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah pada bayi yang dilahirkan.

Nafsu makan

Asupan nutrisi yang lengkap dan pola makan yang baik merupakan hal dasar yang perlu dilakukan oleh ibu hamil. Sayangnya, stres dapat mempengaruhi tubuh secara fisik maupun emosional sehingga berdampak pada perubahan nafsu makan. Asupan nutrisi dan makanan yang baik dibutuhkan untuk mencegah ibu hamil memiliki berat badan di bawah normal dan menurunkan risiko pertumbuhan janin yang terhambat (IGR).

Pembuluh darah

Hormon stres tambahan seperti epinerfin dan norepinerfin dapat menyebabkan pembuluh darah mengalami kontriksi atau menyempit. Kontriksi pembuluh darah berpotensi membuat janin di dalam kandungan tidak dapat menyerap nutrisi yang cukup sehingga risiko IGR bisa meningkat.

Sistem imun

Kondisi hamil akan menurunkan sistem imun ibu hamil. Sistem imun ini bisa semakin menurun bila ibu hamil mengalami stres berkepanjangan.

Stres kronis atau stres yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan jumlah sel-sel darah yang berperan melawan infeksi bakteri dan virus menurun. Hal ini dapat membuat ibu hamil lebih rentan terhadap ancaman penyakit. Bila kondisi ini terjadi pada trimester pertama atau dalam jangka waktu lama selama kehamilan, risiko bayi lahir mati mungkin meningkat.

Mengelola stres saat hamil

Untuk menghindari hal-hal ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengelola stres. Beberapa di antaranya adalah meluangkan waktu untuk istirahat, memprioritaskan kebutuhan diri, tidur cukup, makan teratur, dan hidrasi tercukupi.

Cara lainnya adalah mencari teknik-teknik yang dapat membantu relaksasi, berbicara dengan orang lain mengenai ketakutan atau kekhawatiran sehingga ibu hamil tidak tersiksa sendiri, melakukan persiapan menyambut kelahiran bayi, dan melakukan latihan fisik ringan untuk kesehatan tubuh dan pikiran. Mengelola keuangan dengan baik juga dapat membantu ibu hamil mengelola stres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement