Rabu 06 Nov 2019 15:15 WIB

Waspadai Bila Anda Sering Kembung Setelah Makan Roti

Kembung setelah makan roti bisa jadi gejala penyakit celiac.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Wanita memperlihatkan roti yang baru dibuatnya.
Foto: EPA
Wanita memperlihatkan roti yang baru dibuatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mayoritas orang kerap kali mengeluh berkelanjutan karena masalah perut kembung. Perut kembung memang kerap kali terjadi akkibat makanan yang dikonsumsi.

Roti seringkali menjadi penyebab perut kembung. Gejala kembung juga dapat diartikan sebagai sensasi peregangan di perut dan kram perut yang membuat sakit.

Baca Juga

Secara umum, memang ada beberapa kondisi pencernaan lainnya, di mana usus kecil meradang dan akhirnya tidak mampu menyerap nutrisi. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi negatif terhadap gluten dan roti. Jika memang mengalami gejala-gejala ini, bisa berarti Anda memiliki penyakit Celiac.

Gandum dan gluten dapat menyebabkan banyak masalah pencernaan. Dalam prosesnya, ada tiga masalah kesehatan utama yang disebabkan oleh gandum, termasuk alergi gandum, sensitivitas gandum atau penyakit Celiac.

Ahli diet alergi di Royal Brompton dan Harefield NHS Foundation Trust, Dr Isabel Skypala, mengatakan sepertiga dari pasien yang datang ke kliniknya mengeluhkan gejala pencernaan. Yaitu kembung, diare, muntah dan sakit perut. Gejala itu kerap kali terjadi setelah makan roti.

"Gejala terkait roti itu nyata, dan gandum bisa disalahkan olehnya,” kata dia seperti dilansir dari Express, Rabu (6/11).

Dia menambahkan, beberapa orang bahkan sulit mencerna makanan tertentu. Di mana gandum menjadi salah satunya.

Lebih jauh, dia menuturkan, penyakit celiac merupakan suatu kondisi di mana lapisan usus tidak dapat menyerap dan dirusak oleh makanan yang mengandung gluten, termasuk gandum, jelai, dan gandum hitam. Sambung dia, penyakit tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala, dari diare, sakit perut hingga kembung.

Reaksi ini disebabkan oleh sifat negatif terhadap gluten. Terlebih, pada protein makanan yang ditemukan dalam tiga jenis sereal yaitu gandum, barley dan rye.

Singkatnya, penyakit celiac adalah kondisi autoimun. Di mana, dalam posisi tersebut sistem kekebalan tubuh dan pertahanan tubuh rentan terhadap infeksi. Dan secara keliru menyerang jaringan yang sehat.

Hingga kini, diketahui juga bahwa setiap makanan yang mengandung gluten dapat memicu berbagai gejala yang berhubungan dengan usus. Gejala lainnya dari kondisi tersebut adalah kelelahan, penurunan berat badan yang tak terduga, ruam gatal, masalah hamil, kerusakan saraf atau gangguan yang memengaruhi koordinasi.

Jika mendapatkan gejala masalah pencernaan yang berjalan cukup lama, terlebih jika ada darah di kotoran, muntah-muntah atau kram yang menyakitkan, menemui dokter nayatanya bukan satu-satunya tujuan. Sebab, Dr Skypala juga merekomendasikan untuk mencoba diet eliminasi.

Dengan melakukan diet tersebut, waktu selama empat minggu harus disisakan. Hingga kemudian, secara bertahap bisa mengembalikan kondisi seperti semula.

"Jika gejalanya kembali, itu menegaskan bahwa Anda memang sangat sensitif terhadap gandum. Dan itu juga akan menunjukkan kepada Anda, makanan mana saja yang sangat menyusahkan. Beberapa orang mungkin hanya memiliki masalah dengan pasta, misalnya, sementara yang lain baik-baik saja, sampai akhirnya mereka makan roti,” kata dia.

Lebih jauh, dia menegaskan, jika perut memang peka terhadap gandum, ataupun ada kesulitan untuk mencernanya. Cara utama yang harus dilakukan adalah memulai diet bebas gandum atau setidaknya, terbebas dari sebagian gandum. Dia juga menuturkan, sebelum melakukan pengobatan atau diet lainnya, sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement