Selasa 05 Nov 2019 19:15 WIB

Jangan Biarkan Pasien Jantung Kesepian

Kesepian berdampak pada peningkatan risiko kematian pasien jantung.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Serangan jantung (Ilustrasi)
Foto: Telegraph
Serangan jantung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesepian ternyata berdampak pada peningkatan risiko kematian pasien jantung. Menurut studi dari Rumah Sakit Universitas Kopenhagen Denmark, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian yang signifikan di antara pasien jantung baik wanita maupun pria.

Dilansir melalui Times Now News, Selasa (5/11), studi yang dipublikasikan dalam jurnal Heart ini mengamati hasil kesehatan pasien setelah satu tahun dirawat di RS Universitas Kopenhagen periode 2013-2014. Peserta yang diamati memiliki beberapa keluhan seperti sakit jantung, irama jantung yang tidak normal, gagal jantung atau penyakit katup jantung.

Baca Juga

Sebanyak 13.000 pasien yang diamati, diminta untuk mengisi kuesioner terkait kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, tingkat kecemasan dan depresi mereka. Para pasien juga ditanyai tentang perilaku kesehatan, termasuk merokok, minum alkohol dan seberapa sering mereka minum obat yang diresepkan. Para peneliti menggunakan data nasional untuk mengetahui apakah pasien hidup sendiri atau dengan orang lain.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pasien yang mengaku kesepian, hampir tiga kali lebih mungkin merasakan cemas dan tertekan. Mereka juga melaporkan kualitas hidup yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak merasa kesepian.

Studi ini mencatat, hidup sendirian tidak terkait dengan perasaan kesepian namun dikaitkan dengan risiko kecemasan atau depresi. Kesepian dikaitkan dengan risiko lebih tinggi kesehatan jantung yang buruk di antara pria ataupun wanita.

"Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kesepian dikaitkan dengan perubahan fungsi kardiovaskular, neuroendokrin dan kekebalan serta pilihan gaya hidup tidak sehat yang dapat berdampak pada hasil kesehatan yang negatif," demikian kata peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement