Senin 04 Nov 2019 14:44 WIB

Sinar Matahari Berikan Efek Baik untuk Otak

Sinar matahari dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kemampuan otak.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Matahari terbit.
Foto: PxHere
Matahari terbit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang musim dingin, sejumlah negara akan merasakan waktu malam yang lebih cepat. Hal ini mengartikan bahwa sinar matahari yang didapatkan oleh tubuh akan semakin sedikit.

Dilansir Bustle, Senin (4/11), ada beberapa efek negatif dari pendeknya hari yang cerah, seperti gangguan afektif musiman (SAD) atau depresi musiman yang bisa terjadi. Karena itu, bisa dipahami apa yang sebenarnya dilakukan sinar matahari pada otak, agar membantu menjelaskan mengapa banyak orang akan memilih siang hari yang lebih panjang.

Baca Juga

Menurut sebuah studi di Cina pada 2018 dan diterbitkan dalam jurnal Cell, terdapat korelasi antara paparan sinar matahari dan peningkatan memori, serta suasana hati. Selain itu, dalam sebuah studi lainnya pada 2009, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health menunjukkan bahwa paparan sinar matahari dapat meningkatkan fungsi kognitif, kemampuan otak untuk memproses pikiran dan menyelesaikan tugas, terutama pada orang yang mengalami depresi.

Namun, tidak semua orang bisa merasakan sinar matahari seperti yang mereka harapkan. Seluruhnya tergantung dengan tempat tinggal, jadwal kerja, dan aktivitas yang harus Anda lakukan, karena tak jarang yang harus pergi berhari-hari tanpa melihat matahari sama sekali.

Beberapa negara di dunia bahkan mengalami siang dalam waktu kurang dari enam jam sepanjang musim dingin. Ini mengakibatkan banyak orang rentan mengalami SAD. Selain itu, kurangnya sinar matahri juga menyebabkan tekanan psikologis dan kelelahan fisik.

Sujat Kansagra, seorang profesor di Duke University Medical Center dan ahli kesehatan tidur Mattress Firm, mengatakan bahwa terkena sinar matahari di pagi hari dapat membuat Anda merasa segar. Hal itu karena sinar matahari mengirimkan sinyal ke otak kapan waktu untuk tidur dan bangun secara alami.

“Jangan menghindari cahaya. Mendapatkan banyak cahaya pertama di pagi hari akan membantu,” ujar Kansagra.

Terapi cahaya menjadi salah satu cara yang direkomendasikan untuk mengurangi depresi yang disebabkan pendeknya waktu siang di sejumlah wilayah di dunia. Menurut Mayo Clinic, terapi ini juga bisa membantu gangguan tidur, serta masalah kesehatan lainnya yang sering muncul, mulai pada musim gugur hingga dingin tersebut.

Kansagra mengatakan selain terapi cahaya, penting untuk memastikan Anda tidak mengganggu tidur dengan memaparkan diri Anda pada cahaya buatan di malam hari. Ia mengingatkan terlalu banyak cahaya di malam hari membuat otak memberi sinyal agar Anda tetap terjaga. Termasuk cahaya buatan ini adalah cahaya dari televisi dan ponsel pintar.

Selain itu, Anda dapat menjadikan kamar sebagai zona tidur dengan berinvestasi dalam membeli tirai gorden, masker tidur, dan jam alarm matahari terbit yang mensimulasikan fajar untuk membangunkan Anda secara alami. Karena berkurangnya paparan sinar matahari dapat memengaruhi suasana hati secara negatif, penting untuk melakukan banyak hal untuk menjaga diri Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement