Sabtu 02 Nov 2019 07:00 WIB

Kebelet BAB Sesaat Setelah Makan, Apa Penyebabnya?

Sesaat setelah makan, ada orang yang tiba-tiba merasa ingin buang air besar (BAB).

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut
Foto: ist
Sakit perut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang pernah merasakan keinginan yang kuat untuk buang air besar (BAB) hanya beberapa saat setelah makan. Apakah Anda termasuk di antaranya?

Tak sedikit orang yang mungkin bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi. Banyak pula yang berpikir bahwa feses yang dikeluarkan merupakan makanan yang baru saja mereka makan.

Baca Juga

Anggapan ini tentu tidak tepat. Feses yang dikeluarkan saat BAB setelah makan kemungkinan berasal dari makanan yang seseorang konsumsi satu atau dua hari sebelumnya. Ini mungkin terjadi karena terkadang makanan bisa membutuhkan waktu hingga satu hingga dua hari untuk menyelesaikan perjalannya di saluran pencernaan.

Keinginan tiba-tiba untuk BAB setelah makan kemungkinan besar disebabkan oleh refleks gastrokolik. Refleks ini merupakan reaksi spontan yang nromal ketika makanan masuk ke dalam lambung. Akan tetapi, tiap orang bisa memiliki intensitas refleks gastrokolik yang berbeda-beda.

Ketika makanan masuk ke dalam lambung, tubuh akan melepaskan hormon yang membuat usus berkontraksi. Kontraksi ini akan menggerakkan makanan yang sudah terlebih dulu masuk ke dalam saluran pencernaan yang lebih dalam. Akhirnya, keinginan untuk BAB pun muncul tidak lama setelah seseorang makan.

Pada sebagian orang, refleks gastrokolik yang muncul terbilang ringan sehingga tidak menyebabkan gejala apapun. Akan tetapi pada sebagian lainnya, refleks gastrokolik yang muncul bisa cukup intens sehingga memunculkan keinginan BAB setelah makan.

"Keinginan ini bisa cukup berat," ungkap dokter Kevin Martinez MD, seperti dilansir WebMD.

Ada beberapa masalah kesehatan yang juga bisa memengaruhi refleks gastrokolik seseorang. Sindrom iritasi usus (IBS), misalnya, bisa membuat saluran pencernaan penderitanya menggerakkan makanan lebih cepat.

Beberapa kondisi lainnya adlaah alergi atau intoleransi makanan, gangguan kecemasan, dan gastritis. Penyakit celiac, penyakit inflamasi usus (IBD), dan penyakit Crohn juga dapat memengaruhi refleks gastrokolik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement