REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet tinggi serat dan yoghurt ternyata dapat membantu mengurangi risiko kanker paru. Hal ini merupakan temuan dari para peneliti di Vanderbilt University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.
Temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology. Para peneliti mendapatkan temuan itu dari analisis data penelitian yang melibatkan 1,4 juta orang dewasa di AS, Eropa, dan Asia.
"Penelitian kami memberikan bukti kuat yang mendukung Pedoman Diet 2015-2020 AS yang merekomendasikan diet tinggi serat dan yoghurt," kata penulis senior penelitian Xiao-Ou Shu, yang merupakan profesor di Vanderbilt University, dilansir Times Now News, Senin (28/10).
Dalam penelitian ini, para peserta dibagi menjadi lima kelompok, sesuai dengan jumlah serat dan yoghurt yang mereka konsumsi. Dari studi tersebut, mereka yang mengonsumsi yoghurt dan serat tertinggi memiliki risiko kanker paru 33 persen lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak mengonsumsi yoghurt dan memiliki jumlah serat paling sedikit.
"Hubungan terbalik ini kuat, secara konsisten terlihat di saat ini, masa lalu dan non-perokok, serta pria, wanita, dan individu dengan latar belakang yang berbeda," kata Shu.
Menurut Shu, manfaat kesehatan dari yoghurt dapat berakar pada prebiotiknya dan sifat probiotik. Prebiotik sendiri merupakan makanan yang tidak dapat dicerna yang mendorong pertumbuhan mikroorganisme bermanfaat di usus.