REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data World Heart Federation (WHF) menyebutkan bahwa penyakit jantung sebagai pembunuh nomor satu di dunia dengan membunuh lebih dari 17 juta jiwa setiap tahunnya. Angkanya diperkirakan akan meningkat menjadi 23,3 juta jiwa di tahun 2030.
Hal tersebut sejalan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa 31 persen dari seluruh kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Di Indonesia, merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2,8 juta individu di Indonesia menderita penyakit jantung. Mengutip Sample Registration System (SRS) 2014, penyakit jantung menduduki peringkat kedua tertinggi setelah strok untuk tingkat kematian terbanyak di Indonesia.
Penderita penyakit jantung yang berasal dari berbagai kelas lapisan masyarakat ini, mendapat perhatian dari RS Metropolitan Medical Centre (MMC), dengan terus meningkatkan fasilitas dan layanan bagi pasien penyakit Jantung. Di rumah sakit yang sudah 32 Tahun beroperasi di Indonesia ini, berbagi peralatan dengan teknologi terbaru untuk penanganan penyakit jantung sudah tersedia.
Direktur Utama RS MMC Dr Roswin R Djaafar MARS mengatakan, sejalan dengan Hari Jantung Dunia yang diperingati setiap tanggal 29 September, tahun ini RS MMC mengangkat tema “Save Our Heart”. Sebagai pelaku di dunia kesehatan, MMC mengajak masyarakat untuk perduli terhadap kesehatan jantung, baik itu pencegahan maupun perawatan apabila terjadi gangguan pada jantung.
"Kedepan, kami akan secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit jantung koroner," ujar Roswin.
Saat ini, RS MMC telah memiliki Cardio Cerebro Vascular Centre (CCVC) atau Pusat Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah. Di CCVC ini, MMC menyediakan layanan terpadu, mulai dari kateterisasi jantung, pemasangan pacu jantung, tindakan diagnostik dan terapi vaskuler, tindakan radiologi intervensi, serta ruang rerawatan ICCU.