Punya kartu kredit sendiri memang jauh lebih enak. Mau transaksi di mana saja, bebas. Tidak ada satu orang pun yang berhak mengaturnya.
Tapi, bagaimana kalau antara suami atau istri meminta untuk menyatukan kartu kredit? Jadi satu kredit dipakai untuk kebutuhan berdua serta keluarga.
Beberapa pasangan suami istri (pasutri) mungkin setuju dengan tawaran ini. Ya, demi kebaikan finansial keluarga apapun pasti dilakukan meskipun dengan berat hati.
Agar terhindar dari salah paham dari penggunaan kartu kredit yang dijadikan satu ini, maka pasutri perlu mengelolanya dengan cerdas seperti ulasan berikut ini yang telah Cermati.com rangkum dari berbagai sumber.
Tips Mengelola Kartu Kredit Suami-Istri
1. Diskusikan terlebih dahulu
Diskusikan terlebih dahulu
Meski salah satu pihak sudah setuju untuk menyatukan kartu kredit, tapi apa salahnya kalau hal ini kembali didiskusikan. Apalagi kalau masih ada satu pihak yang keberatan akan keputusan ini. Jangan sampai setelah kartu kredit disatukan, timbul omongan yang berujung terjadinya cekcok dalam rumah tangga.
Sebaiknya segera obrolin kembali mengenai baik buruknya bila kartu kredit disatukan. Hasilnya ini bisa dijadikan pertimbangan sebelum akhirnya benar-benar memutuskan untuk menyatukan kartu kredit.
2. Bayar secara bergilir
Jika dulu tagihan kartu kredit dibayarkan sendiri-sendiri, sekarang harus bersama-sama karena status kepemilikan kartu kredit sudah untuk berdua. Baik suami atau istri boleh membagi dua tagihan kartu kredit saat ingin membayarnya nanti.
Cara lainnya, pembayaran tagihan kartu kredit ini dilakukan secara bergilir. Misalnya tagihan bulan Juli dibayar oleh suami, sedangkan tagihan bulan berikutnya oleh istri dan begitu seterusnya. Kalaupun ada selisih antara tagihan bulan ini dan bulan berikutnya nanti bisa didiskusikan kekurangan atau kelebihannya.
Baca Juga: 8 Cara Menghemat Uang Belanja Bulanan Untuk Ibu Rumah Tangga Cermat
3. Miliki tabungan pribadi
Miliki tabungan pribadi
Penggunaan kartu kredit bisa saja digabung, tapi kalau untuk urusan tabungan sebaiknya tetap dipisah-pisah antara suami dan istri. Tujuannya agar setiap pihak bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing secara bebas sebagaimana mestinya tanpa harus takut dilarang oleh pihak lain. Karena memang perbedaan kebutuhan seperti ini membutuhkan biaya yang berbeda-beda.
Jika suatu saat kondisi keuangan salah satu pihak sedang tidak baik, setidaknya masih ada tabungan yang bisa diandalkan untuk membayar tagihan kartu kredit. Alhasil, pihak lain tidak perlu merasa terbebani karena kondisi seperti ini.
4. Atur sistem penggunaannya
Sistem penggunaan kartu kredit harus sesuai dengan hasil diskusi yang dilakukan di awal. Jika kesepakatan penggunaan kartu kredit hanya untuk kebutuhan pokok setiap bulan, maka gunakan hanya untuk belanja kebutuhan pokok saja, bukan untuk kebutuhan lain seperti hiburan anak atau jalan-jalan.
Aturan penggunaan seperti ini akan membantu menstabilkan pengeluaran setiap bulan, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara pengeluaran bulan ini dan bulan berikutnya.
Adapun pengeluaran di luar kebutuhan pokok sebaiknya dibiayai menggunakan uang pribadi atau bisa langsung dibagi dua sesuai dengan total yang harus dibayarkan. Dengan demikian, tagihan kartu kredit tidak membludak secara tiba-tiba pada bulan-bulan tertentu.
5. Digunakan secara terbuka
Digunakan secara terbuka
Kartu kredit harus digunakan secara terbuka. Maksudnya adalah harus sama-sama diketahui oleh semua pihak, baik suami atau istri. Sebelum kartu kredit digunakan untuk berbelanja, sebaiknya laporkan ke salah satu pihak terlebih dahulu mengenai tujuan penggunaan kartu kredit. Jika sewaktu-waktu tagihan membengkak, pihak lain pun tidak bertanya-tanya kenapa bisa terjadi.
Penggunaan kartu kredit secara diam-diam tentu dapat menimbulkan masalah dan percekcokan di dalam rumah tangga. Tapi dengan adanya keterbukaan penggunaan, maka cekcok pun dapat dihindari karena penggunaan kartu kredit sangat jelas ditujukan untuk kebutuhan apa.
Baca Juga: Tips Menjaga Keamanan Kartu Kredit
6. Tetapkan limit yang pas
Jika limit kartu kredit dulunya sebesar Rp 10 juta per orang, maka limit kartu kredit yang sekarang bisa ditambah menjadi Rp 15 juta atau Rp 20 juta per bulan karena penggunaannya sudah ditujukan untuk dua orang sekaligus.
Tetapkan limit yang pas sesuai dengan kebutuhan keluarga. Apabila kebutuhan yang dibayar pakai kartu kredit tidak terlalu banyak, sebaiknya kurangi limit kartunya untuk menghindari penggunaan secara impulsif.
Penetapan limit juga harus melihat kondisi finansial. Hindari limit yang terlalu besar apabila total pemasukan suami dan istri saja pas-pasan setiap bulan. Hal ini hanya akan menyebabkan terjadinya guncangan finansial secara terus-menerus.
7. Sebaiknya dipegang oleh istri
Sebaiknya dipegang oleh istri
Istri adalah kalkulator rumah tangga yang tahu betul mengenai keuangan. Mulai dari uang masuk, uang keluar, sampai cadangan dana darurat, semua akan diatur dan dibagi sedemikian rupa agar uangnya cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga. Kemampuan inilah yang belum tentu dimiliki oleh suami.
Suami tetap boleh memegang kartu kredit, tapi untuk kondisi tertentu saja. Misalnya saat istri membutuhkan bantuan suami untuk membeli bahan makanan di supermarket, sementara istri sibuk bersih-bersih rumah sambil menjaga anak atau kondisi lainnya.
Pentingnya Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak
Penyatuan kartu kredit suami dan istri tergantung keputusan bersama. Hal terpenting, gunakan kartu kredit dengan bijak. Kontrol sebaik mungkin demi menjaga kestabilan keuangan keluarga. Jangan lupa juga untuk membayar tagihan kartu kredit dengan tepat waktu.
Disamping itu, pasutri juga harus memilih bank penerbit yang pas, yang menawarkan promo menarik untuk kebutuhan keluarga. Alhasil, pengeluaran pun bisa hemat setiap bulannya dan finansial tetap aman terkendali.
Baca Juga: Keuangan Makin Hemat Pakai Kartu Kredit, Cermati Promo Kartu Kredit Terbaru 2019