Senin 14 Oct 2019 05:39 WIB

Ikan Salmon Norwegia Ternyata Beracun?

Budidaya salmon di Norwegia sedang mendapat banyak sorotan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Steak ikan salmon
Foto: pixabay
Steak ikan salmon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikan salmon dikenal sebagai salah satu sumber makanan sehat yang kaya akan nilai gizi. Namun ikan salmon yang dihasilkan dari proses budidaya atau ternak ikan justru dianggap dapat memberi merugikan bagi kesehatan. Apa alasannya?

Salah satu ikan salmon hasil budidaya yang mendapatkan banyak sorotan adalah ikan salmon hasil budidaya dari Norwegia. Ikan salmon hasil budidaya dari Norwegia telah dicap sebagai makanan paling beracun di dunia. Film dokumenter Filet! Oh Fish bahkan menunjukkan bahwa salmon hasil budidaya dari Norwegia memiliki lebih banyak kesamaan dengan junk food dibandingkan dengan makanan sehat.

Baca Juga

Ada beberapa studi yang telah menyoroti bahaya ikan salmon hasil budidaya. Salah satunya adalah studi yang dimuat dalam NCBI mengenai penilaian global terhadap kontaminan organik pada ikan salmon hasil budidaya.

Studi yang dilakukan selama dua dekade ini menyoroti berbagai ikan salmon hasil budidaya yang berasal dari Samudera Atlantik di beberapa wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Studi ini menemukan adanya 13 polutan organik persisten dalam daging ikan salmon hasil budidaya. Salah satu di antaranya adalah polychlorinated biphenyl atau PCB.

Studi menunjukkan bahwa konsentrasi PCB pada ikan salmon budidaya delapan kali lebih tinggi dibandingkan pada ikan salmon liar. Analisis risiko menunjukkan bahwa konsumsi ikan salmon Atlantik hasil budidaya memiliki beberapa risiko kesehatan.

International Agency for Research on Cancer dan Environmental Protection Agency juga mengklasifikasikan PCB sebagai golongan yang mungkin bersifat karsinogenik. Sedangkan Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa beberapa studi pada hewan menemukan adanya dampak kesehatan akibat PCB. Beberapa di antaranya adalah kanker, imunosupresi hingga neurotoksisitas.

Sebuah investigasi yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dan dimuat dalam NCBI juga menunjukkan adanya peningkatan kadar dioksin pada ikan salmon budidaya. Konsumsi ikan salmon budidaya dengan kadar dioksin yang lebih tinggi juga dapat membahayakan kesehatan.

Seorang peneliti toksikologi Jerome Ruzzin juga telah mengetes beberapa kelompok makanan yang dijual di Norwegia. Hasilnya, ikan salmon budidaya memiliki kandungan toksin lima kali lebih besar dibandingkan jenis-jenis makanan lain yang ia tes.

Studi pada tikus yan dimuat dalam jurnal PLOS ONE juga menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi ikan salmon budidaya dengan risiko gangguan metabolik. Risiko ini muncul karena adanya polutan organik persisten (POP) pada ikan.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa asupan filet salmon budidaya berkontribusi terhada gangguan metabolik yang berkaitan dengan diabetes tipe 2 dan obesitas," ungkap tim peneliti seperti diungkapkan oleh Organic Consumers Association dalam laman resmi mereka.

Studi yang dimuat dalam ASC Publications dan Science Daily menunjukkan bahwa salmon Atlantik yang dijual di Amerika Serikat dan Inggris kemungkinan mengandung POP beracun bernama polybrominated diphenyl ethers (PBDE). Studi yang dilakukan oleh University of Pittsburgh menemukan bukti bahwa ikan salmon budidaya mendapatkan PBDE melalui pakan yang terkontaminasi dengan PBDE.

Ada beberapa risiko masalah kesehatan terkait PBDE. Risiko-risiko tersebut di antaranya adalah infertilitas, cacat lahir, penurunan IQ, gangguan hormon hingga kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement