REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejuang kanker harus berusaha untuk mencegah dan mengatasi malnutrisi. Untuk itu, mereka perlu memenuhi zat gizi makro maupun mikro.
"Bahkan kebutuhan kalori mereka jauh lebih tinggi dibanding orang sehat," kata Medical Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr Dedyanto Henky Saputra MGizi.
"Makronutrient seperti karbohidrat, lemak dan protein memberikan energi buat tubuh kita. Terutama diambil dari makanan yang bersumber dari karbohidrat," ujarnya d isela acara Kalbe Academia for Media, Patient Journey in Oncology Total Solution di Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Untuk memberi makan sel, tubuh membutuhkan karbohidrat. Bila karbohidrat hilang maka diambil dari cadangan lemak dan protein yang ada di tubuh.
Sayangnya, pasien kanker takut makan nasi karena dianggap memberikan makan sel kanker. Menurut Henky, tidak diberi makanpun, lemak dan protein akan dipecah untuk memberi makan sel kanker.
"Justru tubuh membutuhkan karbohidrat lebih banyak," ungkap Henky.
Kebutuhan kalori pejuang kanker meningkat. Peningkatan kebutuhan asupan kalori menjadi 30 sampai 35 kkal/kg BB/hari. Selain itu, juga terjadi peningkatan kebutuhan protein, kebutuhan menjadi 1,2 sampai 2 gram/kg BB/hari bahkan sampai 2,5 protein gram/kg BB/hari dan peningkatan kebutuhan BCAA (branched chain amino acid).
Sementara itu, pejuang kanker memerlukan energi dari lemak 30 sampai 50 persen dari total kebutuhan lemak harian. Peningkatan kebutuhan asam lemak omega-3 dan dibutuhkan nutrisi spesifik.
Bila pejuang kanker alami malnutrisi, maka dampaknya akan menurunkan kualitas hidup juga aktivitas harian pasien Status gizi jelek juga akan menurunkan respons terapi dan meningkatkan komplikasi.
Pengidap kanker pun tidak tahan dengan efek samping kemoterapi. Mereka juga akan mudah terkena infeksi dan akan menambah lama pengobatan. Ujungnya, ini menurunkan angka harapan hidup.