REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang tidur disebut bisa mempengaruhi performa seseorang di tempat kerja. Kemampuan memecahkan masalah, dan kecerdasan emosi berkurang secara signifikan dibandingkan dengan orang yang cukup tidur.
Seorang associate professor di departemen psikiatri di University of Pennsylvania Perelman School of Medicine, Dr Mathias Basner mengatakan, orang yang tidur enam jam per hari akan mengalami penurunan kognitif seperti orang yang tidak tidur semalaman setelah 10-12 hari. Sedangkan, orang yang hanya tidur empat jam per malam kemampuan kognitifnya menurun setelah lima hingga tujuh hari.
Basner mengatakan, untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik saat bekerja usahakan untuk tidur selama tujuh jam atau lebih per malam. Jumlah tidur yang ideal adalah sesuatu yang telah lama diperdebatkan dalam sains.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, orang dewasa rata-rata membutuhkan tidur tujuh jam per malam, dan bukan sembarang tidur namun tidur yang berkualitas. Kebisingan dapat mengganggu kualitas tidur Anda tanpa Anda menyadarinya, dan konsekuensinya tidak boleh diabaikan.
Jika hanya memiliki waktu empat sampai lima jam untuk tidur, usahakan untuk tidur siang. Pertimbangkan "Nappucinos" (minum cappuccino dulu, lalu tidur siang) jika tidak bisa mendapatkan tujuh jam per malam.
Basner mengatakan, seseorang tidak harus tidur malam tujuh jam sekaligus untuk tetap sehat dan mempertahankan kinerja yang prima. Tidur siang dapat membantu menggantikan celah yang hilang di malam hari.
Namun, kelemahan tidur siang adalah tubuh susah memproses hal-hal penting yang dibutuhkan tubuh. Untuk membantu hal tersebut, Anda perlu minum minuman berkafein sebelum tidur siang.
Basner menyebut persamaan ini (kopi lalu tidur siang) sebagai "nappuccino". Kafein akan membantu tubuh memulai periode transisi.
Kurang tidur, apakah itu akut atau kronis, pasti berdampak pada kinerja. Oleh kerana itu, biasakan pola tidur yang sehat sekarang sehingga Anda tidak membayarnya dikemudian hari.