REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teater Pandora adalah teater anak muda independen, berdiri pada tahun 2014. Lahir dari sekumpulan mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia, Teater Pandora berkembang menjadi sekawanan anak muda dari mana pun yang bersatu dalam semangat Reaktor berkarya sebagai reaksi terhadap kegelisahan generasi muda saat ini.
Mereka meyakini bahwa teater adalah karya seni kolektif yang kualitas artistik, keaktoran, maupun produksinya tidak bisa ditawar. Di saat yang sama, teater selalu lekat dengan ruang, waktu, dan publiknya.
Maka adaptasi yang cepat dan bahasa berteater yang relevan dengan khalayak hari ini tidak bisa ditawar pula. Teater Pandora menjadi teater “jalan tengah” dengan memproduksi pementasan berkualitas yang tetap dapat dinikmati oleh siapa saja.
Seperti dinyatakan dalam pementasan Teater Pandora di TEDxJakarta pada 31 Agustus 2019, mereka percaya, “teater tidak bertarung dengan film dan musik, tetapi bertarung dengan keterbatasan dirinya sendiri.”
Maka di tahun 2019, Teater Pandora menginisiasi kampanye #MempermainkanRuang. Ini adalah respons terhadap terbatasnya ruang berteater di Jakarta. Ruang bukan hanya berarti space, melainkan juga akses, kesempatan, kepercayaan, dan penerimaan. #MempermainkanRuang melakukan gerilya dan eksplorasi ruang-ruang asing; tempat-tempat yang masih tidak umum untuk pementasan teater di Jakarta.
Salah satu pementasan dalam kampanye #MempermainkanRuang adalah “K.”, produksi ke-15 Teater Pandora. Pentas itu diselenggarakan di kedai kopi Publichood Coffee and Roastery, Ruang 48 dengan dukungan dari Bumi Laut Group pada 27 Juli 2019. Pementasan ini menghadirkan penyanderaan bersenjata dalam sebuah kedai kopi yang dikepung oleh aparat kepolisian.
Penonton dilibatkan dalam kehebohan massal yang terjadi, berperan sebagai pihak media ataupun warganet (netizen) yang mewartakan satu kejadian luar biasa. Antara penonton dan kejadian yang berlangsung di latar nyata Publichood tidak ada sekat panggung. “K.” membuktikan bahwa teater bisa dinikmati sebagai obrolan seru sekaligus santai sembari minum kopi.
“Teater masih lekat dengan anggapan kuno dan membosankan, khususnya di kalangan anak muda Indonesia. Kami menginisasi #MempermainkanRuang untuk membangun budaya menonton teater sebagai bagian dari budaya populer. Maka kami bersyukur atas pihak-pihak yang sedia mendukung karya kami, termasuk Bumi Laut Group dan Publichood Coffee and Roastery. Kampanye #MempermainkanRuang tidak bisa berjalan tanpa dukungan pihak-pihak yang juga menaruh perhatian pada seni pertunjukan Indonesia,” ujar Maharani Megananda, Direktur Program Teater Pandora dalam rilisnya, Selasa (1/10).
#MempermainkanRuang adalah semangat menggairahkan seni pertunjukan -- siapa pun dapat menikmati pentas teater di mana pun! Lebih jauh lagi, #MempermainkanRuang ingin menciptakan skena independen anak muda dalam napas kolaborasi, menghidupkan ruang-ruang publik sebagai arena bertemu dan bermain bersama.