REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika tubuh mulai mengalami dehidrasi yang ditandai dengan kehausan, seseorang pasti segera mencari minuman pelepas dahaga. Menurut studi terkini, segelas air putih saja belum cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Dilansir melalui Cumberlink, Senin (30/9), para peneliti dari Universitas St Andrews di Skotlandia membandingkan respons hidrasi dari beberapa minuman yang berbeda. Alih-alih air putih, minuman dengan sedikit gula, lemak, atau protein menjaga tubuh terhidrasi lebih lama.
Penulis studi, seorang profesor bernama Ronald Maughan, menjelaskan bahwa alasannya berkaitan dengan bagaimana tubuh merespons minuman. Semakin banyak seseorang minum, semakin cepat minuman itu dikosongkan dari perut dan diserap ke dalam aliran darah.
Faktor lain yang berpengaruh yakni komposisi nutrisi minuman. Berdasarkan hasil studi, susu menghidrasi lebih baik daripada air putih biasa karena mengandung gula laktosa, protein, dan lemak, yang membantu memperlambat pengosongan cairan dari perut.
Akibatnya, hidrasi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Susu juga mengandung natrium yang bertindak seperti spons, menahan air dalam tubuh sehingga menghasilkan lebih sedikit urin. Akan tetapi, itu tidak berlaku untuk minuman dengan gula yang lebih terkonsentrasi.
Contohnya adalah jus buah atau soda. Keduanya memang berada lebih lama di perut dan keluar dari tubuh lebih lambat dibandingkan air putih. Sayangnya, gula berkonsentrasi tinggi masuk ke usus kecil dan tetap diencerkan sehingga tak menghidrasi.
Selain kurang memberikan hidrasi, jus dan soda juga menambah gula dan kalori ekstra. Minuman lain yang dihindari adalah kopi dan alkohol. Jika pilihannya antara semua minuman itu atau air, tentu piihan bijak adalah air putih.
"Saat Anda haus, tubuh akan menyuruh minum lebih banyak sehingga dehidrasi teratasi. Hidrasi menjadi masalah kritis bagi atlet yang banyak berkeringat atau orang yang berjam-jam tanpa istirahat minum," kata Maughan.