Senin 30 Sep 2019 07:49 WIB

'Festival Cergam' Kenang Sastrawan Arswendo Atmowiloto

Festival Cergam 'Komik Itu Baik' memamerkan cerita bergambar era 1924-2019.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Arswendo Atmowiloto
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Arswendo Atmowiloto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang seni Dia.lo.gue di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, menyelenggarakan Festival Cergam bertajuk "Komik Itu Baik" pada 28 September 2019 hingga 20 Oktober 2019. Kegiatan memamerkan cerita bergambar (cergam) era 1924-2019.

Pameran arsip yang merupakan bagian dari program dialog budaya itu menjadi penghargaan untuk mengenang mendiang seniman Arswendo Atmowiloto. Kegiatan juga menjadi awal untuk menyusun pendalaman sejarah cergam Indonesia dengan lebih terstruktur.

Baca Juga

Materi pameran antara lain arsip naskah gambar asli, artefak penerbitan seperti plat cetak komik, dan terbitan asli dari masa ke masa. Ada pula reproduksi digital, instalasi adegan komik yang ikonik dan bersejarah, juga karya komikus muda.

Kurator pameran terdiri dari kritikus seni, peneliti budaya pop, serta anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Proses kurasi mendapat dukungan banyak pihak, termasuk dosen sejumlah kampus, seniman, desainer, kolektor, dan anggota komunitas.

Selama pameran, pengunjung bisa mengikuti berbagai diskusi dan menyimak bazaar yang menjual komik, ilustrasi, serta merchandise. Akan ada peluncuran buku "Komik Itu Baik" berisi kumpulan tulisan tentang komik dari Arswendo Atmowiloto.

Acara merupakan kerja sama Dia.lo.gue Artspace, Pabrikultur, Dewan Kesenian Jakarta, Pusat Kajian Narasi Visual IKJ, Akademi Samali, Institut Humor Indonesia Kini, dan penerbit Gramedia. Berbagai pihak itu berupaya mewujudkan semangat "komik itu baik" Arswendo.

Secara meluas, mendiang

Arswendo didapuk sebagai salah seorang pelopor studi budaya populer Indonesia. Dia menelaah berbagai segi budaya pop Indonesia dari sudut nonakademik serta menjadi pelaku aktif pencipta produk budaya pop modern.

Sejak 1970-an, Arswendo berperan besar dalam dunia perkomikan Indonesia. Pada 10-15 Agustus 1979, Arswendo menerbitkan seri tulisan jurnalistik bertajuk "Komik Itu Baik" di salah satu koran nasional yang membuka mata banyak orang.

Pengaruhnya besar pada pertumbuhan kajian komik di Indonesia, termasuk saat menelaah komik 'sorga-neraka'. Selama memimpin redaksi salah satu majalah remaja, dia banyak mengundang ilustrator dan komikus lintas generasi membuat komik pendek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement