Senin 30 Sep 2019 07:01 WIB

Meghan Markle Dukung Perjuangan Aktivis Afrika Selatan

Markle tersentuh dengan perjuangan para aktivis terkait kekerasan berbasis gender.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Meghan Markle.
Foto: AP
Meghan Markle.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Duchess of Sussex Meghan Markle sangat tersentuh oleh perjuangan para perempuan yang menghadapi masalah kekerasan berbasis gender di Afrika Selatan. Dia pun mengimbau agar para aktivitas perempuan itu tidak henti berjuang untuk masa depan.

Hal tersebut dia sampaikan setelah digelarnya pertemuan dengan para pemimpin wanita di Cape Town, Afrika Selatan.

Baca Juga

"Saya sangat tersentuh oleh apa yang saya dengar. Kepemimpinan dan kekuatan yang ditunjukkan oleh para wanita ini luar biasa, dan pada saat masalah gender dan kekerasan berbasis gender ada di depan mata, saya berharap suara mereka akan beresonansi dan menciptakan perubahan," kata Meghan, dilansir Hello Magazine, Senin (30/9).

Meghan menegaskan bahwa sebetulnya masalah kekerasan terhadap perempuan dan berbasis gender bukan hanya masalah Afrika Selatan, namun masalah global.

"Solusinya kita harus memperlakukan semua orang sama. Tanpa membedakan jenis kelamin, status, politik, ras atau kebangsaan," tegas Meghan.

Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan telah dinyatakan sebagai keadaan darurat nasional oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Kemudian gelombang protes kian meluas, menyusul pemerkosaan secara brutal dan pembunuhan Uyinene Mrwetyana (19 tahun) di sebuah kantor pos, Agustus lalu.

Selama pertemuan itu, Meghan mendengar aspirasi para tamu termasuk Sophia Williams-De Bruyn, yang pada tahun 1956 memimpin 20.000 wanita untuk berbaris di Gedung Union di Pretoria sebagai protes terhadap undang-undang apartheid.

"Untuk semua penyelenggara dan aktivis perempuan muda hari ini, Anda harus terus berjuang untuk melahirkan perempuan hebat seperti Anda semua," kata Meghan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement