REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah anda mengeluarkan cairan dari puting padahal tidak sedang menyusui? Jangan dulu panik, mungkin ini adalah kondisi yang disebut galaktorea atau galactorrhea.
Galaktorea merupakan pengeluaran cairan dari puting payudara yang tak terkait dengan produksi ASI. Meskipun bukan penyakit, galaktorea dapat merupakan tanda dari problematika kesehatan tertentu.
Menurut dr Dito Anurogo, MSc, Kamis (19/9), kondisi ini umum dialami para perempuan berusia 20-35 tahun, baik mereka telah menikah dan berketurunan atau pascamenopause. Uniknya, galaktorea juga dapat dialami pria, bahkan bayi.
Secara medis, galaktorea merupakan keadaan di mana laktasi (menyusui) terjadi tanpa didahului kehamilan atau kondisi postpartum (setelah kehamilan), akibat augmentasi nonfisiologis dari pelepasan prolaktin. Selain itu, galaktorea dapat merepresentasikan berbagai macam diagnosis banding.
"Diagnosis tersebut, misalnya kanker payudara, papiloma intraduktus, penyakit Paget pada payudara, dan abses payudara," ujar Dito yang juga dosen FKIK Unismuh Makassar.
Tanda-gejala galaktorea secara umum berupa keluarnya cairan susu dari puting susu bilateral, baik secara berkala maupun berkesinambungan. Penderita galaktorea juga memiliki potret klinis.
Ketidakteraturan haid, yakni berupa oligomenorrhea atau tidak haid selama lebih dari 35 hari. Atau bisa juga amenorrhea atau tidak haid selama masa reproduktif.
Meskipun belum dapat dipastikan penyebabnya, diduga galaktorea bisa terjadi karena multifaktorial. Kondisi setelah melahirkan hingga stimulasi atau rangsangan payudara dengan hisapan yang cukup lama dan berlebihan bisa menjadi penyebabnya.
Kemudian, hubungan seksual hingga iritasi dada yang disebabkan pakaian yang ketat atau tidak sesuai juga bisa menjadi faktor penyebab. "Berbagai penyakit atau gangguan kesehatan juga dapat menjadi kausa galaktorea," lanjut Dito.
Dito memaparkan, ada beberapa strategi untuk menangani galaktorea. Pertama, menghindari stimulasi payudara yang berlebihan. Kedua, menghentikan penyebab potensial yang mendasarinya.
Itu sebabnya, bila cairan terus menerus keluar maka diperlukan pemeriksaan fisik leih lanjut. Pada saat pemeriksaan fisik, dokter akan menemukan beberapa karakteristik klinis penderita galaktorea sesuai penyebab yang mendasarinya.
Uji laboratorium penderita galaktorea juga menunjukkan hasil beragam, sesuai penyebab yang mendasarinya. Bila pada penderita ternyata dijumpai kontraindikasi, maka dokter merekomendasikan CT scan otak beresolusi tinggi dengan potongan koronal spesial melalui area pituitari.
"Bagaimanapun juga, pemeriksaan dengan CT scan berpotensi kurang dapat mendeteksi lesi-lesi kecil," kata Dito.