Kamis 19 Sep 2019 10:34 WIB

Barista 'Ujung Tombak' Kopi Indonesia Bisa Dikenal Dunia

Tanpa barista rasa kopi Indonesia mungkin akan sama dengan negara lain.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Profesi barista.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Profesi barista.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran barista dalam mendorong kopi lokal Indonesia semakin mendunia dinilai cukup krusial. Karenanya, barista harus berwawasan luas sehingga ia tidak hanya pandai meracik kopi namun juga menjadi penyambung lidah kopi Indonesia di mancanegara.

“Barista ini kan ujung tombak kopi Indonesia, tanpa barista ini mungkin citarasa kopi Indonesia akan sama saja dengan negara lain. Tapi kalau kita jualan kopi dengan barista punya pengetahuan mendalam tentang kopi, maka konsumen juga akan mendapatkan cerita, sejarah, dalam secangkir kopi,” kata Deputi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ari Juliano Gema pada acara Festival Kopi Nusantara di Kota Tua Jakarta.

Baca Juga

Ari mengatakan, jenis dan citarasa kopi lokal Indonesia sangatlah beragam. Karena itu untuk mempromosikannya perlu pendekatan yang lebih humanis, salah satunya melalui storytelling atau bercerita.

Menggaungkan cerita di balik secangkir kopi, kata Ari, telah lama direalisasikan oleh Bekraf setiap menggelar Roadshow Promosi Brand Kopi Lokal ke luar negeri. Sejak tahun 2016, Bekraf juga telah memberikan sertifikasi profesi kepada sekitar 2.900 barista.

“Semua orang yang belum mengenal kopi Indonesia mungkin akan bilang semua kopi sama saja, sama-sama pahit, apa bedanya? Oh jangan salah kopi Indonesia ini sejarah dan citarasanya beragam. Maka baristalah yang akan menunjukkannya,” kata Ari.

Sementara itu, dalam melakukan sertifikasi profesi itu Bekraf selalu menguji 3 hal antara lain pengetahuan umum, teknis dan attitude barista. Pengetahuan umum meliputi pengetahuan sejarah dan ragam kopi lokal, lalu teknis mencakup kemampuan barista dalam menyajikan secangkir kopi dan attitude mencakup kemampuan storytelling barista.

“Nah itu semua kita uji kalau memang dia tidak bisa melakukan itu, kita tidak berikan sertifikat,” kata Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement