Kamis 19 Sep 2019 07:39 WIB

Ingin Buka Usaha? Simak Tips Berikut

Membangun brand tidak gampang, tapi menjadi mudah saat menjalani prosesnya.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Bekerja / Ilustrasi
Foto: Dailymail
Bekerja / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menciptakan brand memang bukan hal yang mudah. Namun demikian, jika berbagai prosesnya dilakukan dengan seksama, kesuksesan akan menghampiri.

Hal tersebut juga dialami oleh Tiffany Masterson ketika membangun brand skincare. Dalam lima tahun saja ia sukses beralih dari ibu rumah tangga menjadi pendiri salah satu merek perawatan kulit yang laku dipasaran, Drunk Elephant.

Baca Juga

Sejak diluncurkan di pasaran pada 2015, seleb seperti Drew Barrymore telah setia dengan merek tersebut. Selain itu, para pakar mode seperti Leandra Medine juga ikut berinvestasi di perusahaan tersebut.

Seperti dilansir Bussinessinsider pada Rabu (18/9), pada 2018 saja, pendapatan Drunk Elephant sudah lebih dari 150 juta dolar AS. Jumlah itu berasal dari penjualan 20 total produknya secara online dan di toko Sephora. 

Mengikuti jejak Masterson, ada lima tips yang perlu dilakukan untuk membangun brand yang sukses dipasaran.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah berkembang dengan niat. Setelah berhasil bermitra dengan Sephora pada 2015 lalu, Drunk Elephant saat ini juga tengah mengincar ekspansi yang lebih besar dengan konsep ritel.

Menurut Masterson, pihaknya memang sengaja untuk mengembangkan usahanya ke tingkat internasional. Seperti diketahui, kini Drunk Elephant sudah tersedia di AS, Inggris, Australia, Cina, dan Hong Kong.

Tetap sederhana menjadi langkah selanjutnya. Drunk Elephant memfokuskan kesuksesannya pada sebuah kesederhanaan. Di mana, banyaknya produk yang beredar memang akan membuat siapapun tergoda. Namun demikian, sulit untuk mengidentifikasi apakah produk tersebut dibutuhkan atau tidak.

"Saya selalu memberi tahu orang-orang yang mencoba menemukan rutinitas perawatan kulit untuk memulai dengan satu atau dua produk.  Jangan khawatir tentang semua kebisingan," Tuturnya.

Hal ketiga untuk meningkatkan sebuah brand adalah kemampuan untuk membuatnya terus beresonansi. Bagian dari apa yang Masterson banggakan adalah cara Drunk Elephant dalam beresonansi dengan beragam demografi.

“Kami melihat segala usia, semua demografi, di media sosial, meskipun berbeda ketika melihatnya secara langsung, tapi mereka benar-benar menggunakannya.  Semua orang mulai dari anak lelaki berusia 13 tahun hingga nenek berusia 85 tahun menggunakan merek tersebut," Kata dia.

Langkah selanjutnya mengacu pada kesuksesan Drunk Elephant, sebagai pendatang baru, harus memiliki apa yang tidak ada sebelumnya.

Ketika tiba saatnya bagi Masterson untuk menciptakan perusahaannya sendiri, dia mulai dengan membayangkan apa yang dia inginkan dalam produknya sendiri. Namun akhirnya, ia membuatnya menjadi apa yang tidak dia inginkan. 

Dalam langkah awal, ia menyusun daftar barang yang ditemukannya dan menjulukinya sebagai bahan yang sangat berbahaya bagi kulitnya sendiri. Dari hal tersebut ia mulai belajar tentang membuat formula sendiri.

Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mampu mengisi kekosongan. Masterson mengatakan, titik penjualan utama Drunk Elephant adalah dedikasinya terhadap ketersediaan hayati, atau kemampuan formula untuk memasuki kulit dan memiliki efek aktif.

"Kuncinya adalah menemukan sesuatu yang tidak anda sukai di luar sana," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement