Kamis 13 Jun 2019 09:58 WIB

5 Cara Bijak tak Setuju dengan Atasan

Tawarkan solusi yang kritis ketika Anda tidak setuju dengan atasan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Perempuan karier dan atasannya di kantor.
Foto: Rex Features/The Devil Wears Prada
Perempuan karier dan atasannya di kantor.

REPUBLIKA.CO.ID, ​JAKARTA -- Tidak semua atasan menghargai karyawan yang berani mengungkapkan pandangan yang bertentangan, khususnya dalam budaya yang lebih konservatif seperti di Asia. Tidak seperti budaya individualis Barat di mana orang-orang sangat didorong untuk berbicara dan menegaskan kepribadian mereka, budaya Asia biasanya tidak suka mempertanyakan otoritas dan mengekspresikan pandangan yang berlawanan.

Senioritas menang atas segalanya dan untuk tidak setuju dengan atasan Anda berarti melanggar norma-norma budaya. Akan tetapi saat ini cukup terlihat budaya kerja Asia yang lebih terbuka dan memberdayakan yang sebagian didorong oleh media sosial dan pembagian nilai dan ide terbuka antara orang-orang di berbagai belahan dunia.

Baca Juga

Jadi, sementara masih ada organisasi konservatif yang mengharapkan karyawan untuk menundukkan kepala dan melakukan apa yang diperintahkan, kabar baiknya adalah semakin banyak perusahaan progresif dan liberal di Asia saat ini. Terutama mereka yang bekerja pada bidang start-up dan teknologi.

Tidak masalah untuk tidak setuju dengan atasan. Atasan bahkan mungkin menghargai perspektif yang berbeda. Selama karyawan melakukan sesuatu untuk alasan yang benar dan dengan cara yang benar.

JobStreet.com, situs informasi lowongan kerja terbesar di Indonesia, melalui siaran pers, berbagi lima cara sederhana untuk tidak setuju dengan atasan.

 

Berikan alasan yang konstruktif/membangun

Jangan hanya tidak setuju karena memang tidak setuju. Beri pandangan Anda dengan fakta yang relevan, dan tawarkan solusi yang layak untuk masalah tersebut. Kritis tanpa menawarkan saran yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah hanya akan mengganggu atasan Anda.

Pastikan Anda memiliki sesuatu yang konstruktif untuk disumbangkan, dan atasan Anda akan mempertimbangkan pandangan Anda.

Fokus pada gambaran besar

Untuk memastikan pandangan Anda relevan, tanyakan pada diri Anda apakah Anda melihat situasi dari perspektif perusahaan. Apakah ide Anda membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan lebih efisien? Apakah pandangan Anda selaras dengan kepentingan terbaik untuk perusahaan?

Tidak setuju hanya karena Anda tidak setuju secara pribadi dengan sudut pandang atasan Anda, tidak menjadikannya alasan yang baik dan relevan. Justru mungkin akan memperparah hubungan dengan atasan Anda.

Ekspresikan dengan kerendahan hati

Cara Anda mengekspresikan pandangan sering kali menentukan reaksi yang Anda dapatkan. Saat mengekspresikan perspektif Anda, akui bahwa itu hanya sudut pandang Anda.

Yakinkan atasan bahwa Anda masih menghormati pandangannya meskipun mungkin tidak sependapat dengannya. Jaga agar percakapan tetap terbuka dan positif. Jangan terlihat seperti orang yang tahu segalanya, itu cara yang pasti mendapatkan pandangan buruk dari atasan  Anda.

Pilih waktu dan tempat yang tepat

Seperti kata pepatah, ada waktu dan tempat untuk segalanya. Jika Anda ingin menyampaikan rasa tidak setuju kepada atasan Anda, jangan lakukan ketika dia sedang mengalami hari yang buruk. Pilih momen ketika atasan Anda santai dan tidak terburu-buru untuk memenuhi deadline atau sedang kesusahan menghadapi sebuah krisis pekerjaan.

Di sisi lain, jika Anda memiliki pandangan yang bertentangan selama rapat internal, sampaikan dengan hormat sehingga atasan Anda tidak merasa malu. Jika pada rapat atau meeting dengan pihak luar, Anda harus menunggu sampai Anda memiliki kesempatan berbicara dengan atasan secara pribadi. Tidak setuju dengan atasan Anda di hadapan pihak ketiga akan membuat Anda (dan perusahaan Anda) terlihat tidak profesional.

Menjual ide Anda

Seringkali ketika kita mengajukan ide, cara kita "menjualnya" memengaruhi bagaimana gagasan itu diterima. Daripada hanya menyatakan sudut pandang Anda, yakinkan manfaat ide itu kepada atasan Anda.

Hal ini dilakukan dengan menekankan value proposition atau nilai keuntungan di balik ide tersebut. Yaitu keuntungan spesifik yang ditawarkan dan bagaimana hal itu akan memberikan hasil yang lebih baik daripada ide atasan Anda.

Tempatkan diri pada posisi atasan Anda. Apakah Anda akan 'membeli' apa yang Anda 'jual'?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement