REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal sebagai produsen beragam jenis biji kopi berkualitas. Namun, pengalaman mengonsumsi kopi di Indonesia tidak begitu terdengar di negara-negara lain di dunia.
Padahal, negara dengan penduduk pencinta kopi yang cukup besar selalu punya cerita dalam secangkir kopi. Bahkan di Italia, secangkir espresso selalu membuka cerita di pagi hari bagi penduduknya.
Berangkat dari keinginan bercerita dari secangkir kopi, Kisaku lahir dari lima pendirinya, yakni Raline Shah, Rollin Shah, Dolly Hardjono, Catherine Halim, dan Lionel Hanjaya. Tak sekadar kafe kopi biasa, Kisaku mencoba membawa pengalaman menikmati kopi dengan nuansa yang berbeda.
Co Founder Kisaku Raline Shah mengatakan, saat ini Indonesia bisa disebut sedang memasuki third wave coffee atau fase ke tiga dari kebiasaan minum kopi. "Para penikmat kopi saat ini tidak lagi hanya ingin menikmati, tapi juga ingin tahu lebih banyak tentang perjalanan kopi sejak dipanen hingga tersaji," ujar Raline, Kamis (12/9).
Iced Coffee Latte Kisaku (dok. kisaku)
Di dalam fase ini, lanjut Raline, orang benar-benar menghargai kualitas kopi layaknya benda seni yang bernilai mahal. Untuk menyajikan kopi yang tak biasa, Kisaku membuat racikan coffee latte dengan campuran Oatly.
Susu Oatly merupakan label susu gandum yang disebut The New York Times sebagai alternatif terbaik pengganti susu sapi. Dengan kolaborasi Kisaku dan Oatly, campuran keduanya memberikan rasa yang berbeda.
Fokus dengan kopi siap saji, Kisaku dikemas dalam botol yang cukup unik. Selain kopi, minuman non-coffee lainnya juga bisa dinikmati, salah satunya jus segar. Varian minuman dijual mulai dari Rp 18 sampai Rp 30 ribu.