REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada satu kepercayaan bahwa fase bulan, khususnya bulan purnama, dapat menyebabkan gangguan tidur. Bulan purnama diyakini membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap insomnia. Benarkah?
Pengaruh fase bulan purnama terhadap kualitas hidup mungkin bukan hanya sekedar isapan jempol. Meski studi yang tersedia masih berskala kecil, studi-studi ini berhasil menemukan fase bulan purnama dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Salah satu di antaranya adalah sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Sleep Medicine pada 2014. Dalam studi ini, tim peneliti melakukan penilaian terhadap kualitas tidur 319 partisipan di tiap-tiap fase bulan.
Hasil studi menunjukkan bahwa para partisipan memiliki efisiensi tidur yang lebih rendah selama fase bulan purnama. Pada fase bulan purnama, para partisipan cenderung lebih lama terjaga ataupun lebih jarang tertidur nyenyak.
Studi lain yang dilakukan pada 2013 lalu oleh Christian Cajochen dan tim juga menemukan hal serupa. Studi yang melibatkan lebih dari 30 partisipan ini menunjukkan adanya pengaruh fase bulan purnama terhadap kualitas tidur meski para partisipan tidur di ruang gelap tanpa jendela.
Studi ini mulanya tidak berfokus pada bulan purnama. Akan tetapi, tim peneliti menyadari adanya perubahan struktur tidur, aktivitas otak selama tidur, dan juga kadar melatonin dan kortisol pada partisipan ketika tidur di saat bulan sedang berada pada fase purnama.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa sebelum dan sesudah bulan purnama, para partisipan membutuhkan waktu lima menit lebih lama untuk tidur. Para partisipan juga memiliki durasi tidur sekitar 20 menit lebih pendek.
Di samping itu, selama fase bulan purnama para partisipan tidak tidur senyenyak biasanya. Kadar melatonin para partisipan pun tampak menurun saat bulan mulai mendekati fase purnama. Tim peneliti belum bisa mendapatkan penjelasan pasti terkait pengaruh bulan purnama terhadap kualitas tidur.
"Siklus bulan tampaknya mempengaruhi tidur manusia, bahkan ketika seseorang tidak melihat bulan dan tidak mengetahui fase bulan yang sedang terjadi," ungkap Cajochen kepada BBC, seperti dilansir Medical News Today.