Jumat 06 Sep 2019 11:13 WIB

Cara Terbaik Meredakan Tangisan Bayi

Bayi berusia dua bulan memang akan sering menangis, bagaimana cara meredakannya?

Bayi menangis/ilustrasi
Foto: telegraph.co.uk
Bayi menangis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi berumur dua bulan memang akan sering menangis, terutama di sore dan malam hari. Lamanya minimal lima jam per hari. Seiring bertambahnya usia, tangisan bayi akan mereda.

"Mulai tidak cengeng saat berumur 3-5 bulan," ungkap dr Dito Anurogo MSc, dosen FKIK Unismuh Makassar.

Baca Juga

Terkadang, menurut Dito, alasan bayi menangis tak jua tersingkap. Saat menangis, mimik mukanya bisa saja seolah kesakitan atau nyeri, meskipun sebenarnya normal saja.

Lantas, bagaimana cara meredakan tangisan bayi? Dito merekomendasikan aneka cara menyayangi bayi.

"Misalnya dengan memberinya air susu ibu (ASI), menyuapi dengan bubur, mengganti popoknya, menepuk punggung secara perlahan agar bersendawa, memastikan suhu ruangan nyaman bagi bayi, memastikan temperatur tubuh bayi normal, atau memeriksa pakaian yang dipakainya tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat," jelas Dito.

Di lain sisi, Dito mengingatkan, risiko shaken baby syndrome paling sering terjadi ketika anak berusia di bawah lima tahun. Sindrom bayi terguncang terjadi akibat hentakan keras yang dialami kepala si kecil.

Karakteristik klinis khas penderita sindrom bayi terguncang bisa dilihat dari adanya pembengkakan kepala, ada area yang lunak di kepala, dan dahi atau kepala terlihat membesar. Bayi yang mengalaminya juga kepalanya tampak terkulai tidak mampu diangkat karena kekuatan otot menurun.

Ketika terkena sindrom bayi terguncang, mata si kecil tidak dapat fokus, ukuran pupil berbeda, dan tak bisa mengikuti gerakan. Perilakunya berubah menjadi rewel, cenderung suka mengantuk, suka marah, menjadi sensitif, dan mudah mengamuk.

Keceriaan dan senyuman mendadak hilang, tidak mau bergumam. Postur tubuh menjadi kaku, seperti berpura-pura. Refleks menelan dan menghisap memudar, menolak saat disuapi, tidak lagi berselera makan, terkadang muntah tanpa sebab.

"Pada stadium lanjut, penderita sindrom bayi terguncang dapat mengalami kejang, denyut jantung melemah, sulit bernapas. Pada kasus tertentu yang amat fatal, bayi dapat ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa," jelas Dito yang juga instruktur literasi baca-tulis tingkat nasional 2019.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement