Rabu 04 Sep 2019 18:12 WIB

Bisakah Dietmu Bantu Selamatkan Planet?

Diet yang tepat bukan hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga menjaga Bumi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pelaku diet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelaku diet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet alias pengaturan pola makan yang tepat bukan hanya bermanfaat bagi tubuh. Dengan mengubah kebiasaan makan, secara tidak langsung kita akan membantu menjaga Bumi dan menyelamatkan planet dari kerusakan akibat perubahan iklim.

 

Menurut laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), konsekuensi dari perubahan iklim turut mengganggu sistem produksi pangan. Cuaca ekstrem dapat menunda panen tanaman tertentu, juga membuat hama lebih sulit dikendalikan.

Kualitas gizi makanan pun berpotensi menurun, ditandai dengan berkurangnya jumlah vitamin dan mineral. Untuk menyiasati semua kondisi tersebut, berikut penerapan diet ramah Bumi yang bisa dicoba, seperti dikutip dari laman NBC News.

Pilih protein nabati

Cara pertama ialah dengan memperbanyak konsumsi protein nabati dari tanaman dan kacang-kacangan. Jenis tanaman kaya protein nabati membutuhkan lebih sedikit air dan pupuk nitrogen, serta menimbulkan jejak karbon yang lebih rendah.

Kurangi daging

Mengurangi konsumsi daging tidak hanya baik untuk kesehatan, tapi juga bagi bumi karena menekan emisi karbon. Tidak perlu melakukan perubahan drastis dengan menjadi vegetarian. Cara sederhana yaitu menetapkan satu hari tanpa daging dalam sepekan.

Lebih sedikit susu

Industri penghasil produk susu adalah penyebab lain emisi tinggi. Lebih sedikit mengonsumsi susu, mentega, dan keju adalah cara mendukung planet. Alternatifnya, ganti dengan susu nabati seperti susu kedelai atau susu almond.

Jangan sisakan makanan

Hampir setiap orang berkontribusi menambah tumpukan limbah makanan di bumi. Menurut PBB, sisa makanan adalah salah satu faktor utama perubahan iklim. Mulai sekarang, habiskan seluruh makanan yang ada di piring tanpa tersisa.

Sumber makanan lokal

Sebisa mungkin, dapatkan bahan makanan segar dari petani atau pertanian lokal. Jika tidak memungkinkan, berbelanjalah di pasar tradisional alih-alih supermarket. Pemrosesan dan distribusi transportasi makanan berefek besar terhadap emisi karbon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement