REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak dipungkiri, makanan cepat saji adalah salah satu makanan yang masih menjadi primadona di kalangan masyarakat. Padahal sudah banyak penelitian yang membuktikan jika makanan cepat saji sangat tidak baik bagi kesehatan.
Bagi masyarakat perkotaan yang memiliki mobilitasnya tinggi, makanan cepat saji adalah pilihan yang menggiurkan. Namun, apakah kebiasaan tersebut akan tetap dipertahankan setelah membaca penelitan berikut ini?
Dalam sebuah jurnal penelitian terbaru yang berjudul The Condor mengungkapkan, gagak yang hidup dan mencari makanan di tempat-tempat sampah di perkotaan memiliki kadar kolestrol yang lebih tinggi. Namun hal tersebut, tak berlaku untuk burung gagak yang hidup di pedesaan. Mereka memiliki kadar kolestrol rendah daripada sekawannya yang tinggal di perkotaan.
Sebuah tim peneliti di Hamilton College di New York, meneliti 140 burung gagak California. Mereka mencoba memberi makan burger keju McDonald's kepada burung–burung tersebut, hasilnya tingkat kolestrol burung- burung tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan burung–burung di pedesaan yang masih harus berjuang mencari makan sendiri.
Kendati demikian, peneliti masih belum bisa menegaskan apakah kolestrol tersebut benar–benar tidak baik bagi tubuh burung gagak. Mereka mengatakan, kolestrol bukan satu–satunya penyebab kelangsungan hidup burung gagak perkotaan rendah.
“Terlepas dari hasil negatif yang ditemukan dalam penelitian ini, kolestrol masih memiliki peran penting bagi beberapa sel dan horman dalam tubuh. Selama level kolestrol tersebut masih dalam batas normal tidak akan membahayakan,” kata kepala tim peneliti, Andrea Townsend, seperti dilansir dari Fox News, Selasa (27/8).