Sabtu 24 Aug 2019 07:10 WIB

Warung Kopi Bertumbuhan Seiring Tingginya Minat Masyarakat

Warung kopi menjamur di Indonesia dan sudah menjadi tempat untuk bersosialisasi.

Loko Coffee Shop Malioboro yang ada di depan Stasiun Tugu Yogyakarta dan di seberang Kawasan Malioboro.  Ini menjadi Loko Coffee Shop kelima setelah di Stasiun Tugu, Lempuyangan, Gubeng dan Stasiun Gambir.
Foto: Dok Daop 6 Yogyakarta
Loko Coffee Shop Malioboro yang ada di depan Stasiun Tugu Yogyakarta dan di seberang Kawasan Malioboro. Ini menjadi Loko Coffee Shop kelima setelah di Stasiun Tugu, Lempuyangan, Gubeng dan Stasiun Gambir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis warung kopi kekinian semakin menjamur di Indonesia. Banyak pengusaha menekuninya begitu melihat potensi keuntungan yang sangat menjanjikan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat.

"Warung kopi kini bukan lagi sekadar makan dan minum saja, namun sudah menjadi tempat untuk bersosialisasi," kata ahli kopi Pambudi Prasetyo di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Menurut Pambudi, sebagian warga Jakarta belakangan tidak lepas dari kopi dalam aktivitas sehari-hari. Mereka membutuhkan kopi mulai dari pagi, sore, bahkan malam.

"Tingginya minat masyarakat terhadap kopi membuat bertumbuhnya coffee shop, baik merek lokal maupun jenama terkemuka," ujar dia.

Data dari Ditjen Industri Agro Kemenperin menyatakan, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan dalam negeri meningkat rata-rata tujuh persen per tahun. Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Menurut Pambudi, itu menjadi potensi untuk mengembangkan industri pengolahan kopi di dalam negeri. Ia mengungkapkan, produksi kopi dalam negeri adalah 639 ribu ton pada 2017 atau delapan persen dari produksi kopi dunia.

"Komposisinya 72,84 persen merupakan kopi jenis robusta dan 27,16 persen kopi jenis arabika," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement