Selasa 20 Aug 2019 16:46 WIB

Pakar Ingatkan Efektivitas Getah Bajakah untuk Kanker

Dibutuhkan waktu dan riset mendalam untuk getah bajakah sebagai obat kanker.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan mahasiswa Palangkaraya atas khasiat getah Bajakah terhadap pengobatan kanker menyebabkan euforia tersendiri bagi sebagian masyarakat. Akademisi dan praktisi klinik, Prof Dr Ari Fahrial Syam, mengakui hasil penelitian tersebut sudah ramai dibicarakan.

Padahal penelitian yang dilakukan baru pada binatang atau uji pra-klinik. Masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengetahui komponen apa dari getah Bajakah yang berefek positif pada sel kanker.

Baca Juga

Di sisi lain sudah ada korban pasien-pasien yang termakan info atas khasiat getah Bajakah ini sehingga menunda jadwal kemoterapi atau operasi. Alasannya mereka menunda karena mau mencoba akar Bajakah. Apalagi info khasiat Bajakah ini menjadi viral atas keberhasilan penemunya mendapat medali emas pada kompetesi internasional di Korea.

"Saya sebagai akademisi dan peneliti mengapresiasi penemuan siswa ini. Diawali minat yang besar oleh siswa SMA ini ingin meneliti herbal yang diketahui sebelumnya membawa dampak baik untuk kesehatan dan dilakukan penelitian dengan binatang dan ternyata membawa hasil yang positif. Penemuan ini dilombakan secara internasional dan menang. Tentu ini membawa kebanggaan tersendiri buat kita semua," ujarnya, Selasa (20/8).

Menurutnya, penemuan ini harus ditindaklanjuti, FKUI punya pengalaman yang cukup banyak dalam meneliti herbal dan melihat dampak kesehatan pada manusia. Saat ini salah satu tim Cluster Human Cancer IMERI FKUI yang dipimpin oleh Prof Dr. rer. physiol. dr. Septelia Innawati PhD baru saja mendapat tiga paten seputar terapi kanker payudara.

Salah satunya paten kerja senyawa bahan alam Andrografolida yang awalnya bersumber dari daun sambiloto yang dapat meningkatkan apoptosis sel punca kanker payudara melalui penekanan protein survivin (studi in silico dan in vitro). Saat ini mahasiswa S3 Biomedik FKUI akan melakukan uji in vivo dengan Andrografolida. Pengalaman untuk patennya ini saja membutuhkan 4 tahun.

"Saya tentu berharap terus dilakukan penelitian untuk melihat kandungan apa yang ada pada getah Bajakah ini, dilakukan isolasi dan setelah ditemukan komponen aktifnya dilakukan penelitian in vitro di tingkat sel dan jika terbukti efektif lanjut kepenelitian in vivo dengan binatang," tambahnya.

Setelah penelitian getah Bajakah ini lolos pada uji pra klinik ini bisa berlanjut ke uji klinik. Uji Klinik sendiri akan melakukan 4 tahap dimulai dari uji klinik pada orang normal sampai dampak obat ini setelah sampai di pasaran.

Butuh waktu dan kalau kita fokus dan memang menghasilkan sesuatu tentu ini akan membawa manfaat untuk penemunya dan bermanfaat untuk orang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement