Senin 12 Aug 2019 09:35 WIB

Nyeri Serangan Jantung Bisa tak Terasa oleh Diabetesi

Ambang batas nyeri diabetesi membuatnya bisa tak merasakan serangan jantung.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyandang diabetes atau diabetisi berisiko terhadap masalah kesehatan jantung, salah satunya serangan jantung. Yang cukup mengkhawatirkan, gejala nyeri dada yang biasanya muncul pada serangan jantung bisa tidak dirasakan oleh mereka yang berpenyakit diabetes.

"Ambang nyeri orang diabetes tidak sama seperti kita," ungkap spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari RS Pusat Pertamina dr Hengkie F Lasanudin SpJP(K) FIHA dalam sosialisasi layanan kegawatdaruratan jantung RS Pusat Pertamina #24jamsiaga, di Jakarta.

Hengkie mengatakan diabetes dijuluki sebagai "induk segala penyakit" karena ia dapat merusak beragam organ di dalam tubuh. Salah satu organ yang dapat dirusak oleh diabetes adalah saraf-saraf di dalam tubuh.

Dalam keadaan normal, saraf-saraf di dalam tubuh seharusnya bersifat sensitif dan berperan seperti alarm. Ketika memegang sesuatu yang panas, misalnya, saraf akan bereaksi sehingga tubuh bisa secara refleks menjauh dari sumber panas tersebut.

"Begitu ujung-ujung saraf mati, sampai (kaki) dibuntungin juga tidak terasa," kata Hengkie.

Andaikan diabetes merusak saraf yang ada di jantung, sensitivitas saraf tersebut pada rasa sakit akan berkurang. Oleh karena itu, diabetesi bisa tidak menyadari atau merasakan nyeri dada yang muncul ketika mengalami serangan jantung.

Pada diabetesi seperti ini, gejala yang muncul ketika serangan jantung mungkin hanya gejala-gejala yang tidak khas. Beberapa contohnya adalah rasa napas yang tidak lega atau sesak, keringat dingin, mual, ataupun muntah.

"Gejala-gejala yang bisa terjadi di penyakit-penyakit lain," ungkap Hengkie.

Oleh karena itu, keluarga atau orang terdekat perlu lebih berhati-hati ketika mendampingi diabetesi. Jangan menyepelekan kondisi ketika mereka mengeluh sesak napas, keringat dingin, mual, ataupun muntah. Mungkin saja, saat itu ia sedang mengalami serangan jantung walaupun tak mengeluhkan nyeri dada.

"Paling tidak kita bisa cek (bawa) ke rumah sakit terdekat (bila penderita diabetes menunjukkan gejala-gejala tersebut)," tutur Hengkie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement