Senin 05 Aug 2019 18:41 WIB

Penanganan Kasus Tiroid Belum Terdeteksi Maksimal

Kelenjar tiroid ini memang kecil, tapi fungsinya kompleks.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah pengurus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia memaparkan akan menggelar seminar untuk meningkatkan pengetahuan tenaga medis atas kasus tiroid.
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Sejumlah pengurus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia memaparkan akan menggelar seminar untuk meningkatkan pengetahuan tenaga medis atas kasus tiroid.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Indonesia yang terkena problem kelenjar tiroid, tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, ada sekitar tujuh persen penderita tiroid dari total penduduk Indonesia. Namun, tidak ada data pasti terkait penanganan kasus tiroid dari mereka yang terkena kelainan ini. 

"Kendati angka masyarakat pengidap problem tiroid cukup tinggi, namun penanganan terhadap kasus ini belum terdeteksi maksimal. Bahkan, belum bisa mendeteksi berapa pasien yang sudah tertangani," ujar Dokter Spesialis Endokrin yang juga Pengurus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Johan S Masjhur kepada wartawan, Senin (5/8).

Menurut dia, kendati pengidap problem tiroid diperkirakan sekitar 7 persen, namun angka prevalensi kasus Tiroid antara 2 hingga 5 persen dari total populasi Indonesia.

Johan mengatakan, penanganan kasus ini masih terhambat masalah fasilitas kesehatan. Makanya, dia membentuk organisasi ini agar penanganan terhadap pasien tiroid bisa lebih maksimal. "Terutama agar tidak membuang uang, atau lebih efisien," katanya. 

Kasus kelenjar tiroid, kata dia, saat ini masih banyak ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan daerah lainnya di Indonesia. Secara fisik, mereka yang mengalami masalah tiroid mengalami pembengkakan di leher atau bawah dagu. 

Kelenjar tiroid ini memang kecil, tapi fungsinya kompleks karena bisa mengatur pertumbuhan, metabolisme, hormon tubuh, dan lainnya. Jika fungsi tiroid ini terlalu tinggi, maka bisa menyebabkan masalah jantung, kulit, dan lainnya. 

Begitu juga, kalau kurang bisa mengganggu kecerdasan. "Orang yang terganggu tiroid juga akan jadi beban keluarga, karena kecerdasannya terganggu," katanya. 

Pada dasarnya, kata dia, kasus tiroid tak hanya menyangkut satu keahlian pada bidang kedokteran. Tetapi banyak pihak yang terlibat untuk mendeteksi secara maksimal. Mulai dari ahli ahli endokrin, dokter nuklir, anak, upoligi, patologi, dan lainnya. 

Organisasi ini, kata dia, sebagai upaya mewadahi ahli kesehatan dari disiplin ilmu. Sehingga deteksi dini atas kasus ini semakin mudah. 

Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Ketut Suastika mengatakan, melalui wadah ini pihaknya aktif menggelar seminar untuk meningkatkan pengetahuan tenaga medis atas kasus tiroid. 

Saat ini, kata dia, ada 280 peserta yang mengikuti seminar ini. Organisasi ini, diikuti oleh perkumpulan profesi di bidang kedokteran, baik umum, spesialis, atau tenaga medis lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement