REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktif berolahraga atau terlibat dalam kegiatan fisik semiterstruktur mampu memberikan efek positif terhadap perkembangan anak. Hal tersebut disampaikan oleh psikolog klinis anak dan remaja Roslina Verauli.
"Bergabung dalam olahraga, misalnya sepak bola, sangat penting daripada anak hanya belajar akademis sepanjang waktu. Tubuhnya menjadi sehat dan bugar, juga kompeten secara sosial dan emosional," kata perempuan yang akrab disapa Vera itu.
Menurut dia, orang tua tidak perlu khawatir olahraga akan membuat prestasi anak menurun. Justru, atensi dan konsentrasinya menjadi lebih baik. Anak pun terbiasa dengan tantangan akademis karena terlatih berkolaborasi dan mendiskusikan strategi di lapangan.
Vera mengutip studi yang membuktikan bahwa olahraga terbukti membuat kecenderungan agresivitas anak berkurang. Selain itu, keterampilan sosialnya berupa kepemimpinan dan kerja sama tim semakin berkembang.
Olahraga membuat anak terbiasa bersikap jujur dan menjunjung tinggi sportivitas. Anak-anak yang pemalu sekalipun, setelah terlibat klub olahraga memiliki kecemasan sosial yang berkurang dan memiliki kemampuan komunikasi lebih baik.
Jenis olahraga yang dipilih bisa berupa apa saja. Selain sepak bola, orang tua bisa membebaskan anak memilih basket, voli, bisbol, berenang, berlari, atau apapun. Apapun jenisnya, dampak jiwa raga yang didapat sama baiknya.
Psikolog yang praktik di RS Pondok Indah Jakarta itu mengingatkan orang tua bahwa anak belajar banyak nilai kehidupan tak hanya dari buku. Orang tua pun perlu membarengi dengan pemenuhan kebutuhan gizi, kasih sayang, dan pendidikan yang baik.
"Untuk menjadikan anak menjadi dirinya dalam versi terbaik, orang tua butuh memberikan yang terbaik juga," ucap penulis buku Cerita Cinta: Memahami Cinta Sejati tersebut di sela acara Final Nasional AQUA Danone Nations Cup (AQUADNC).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
